Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Ikrori di Banyuwangi, Senin, menjelaskan jambore itu dilakukan untuk mencari benih melon berkualitas unggul dengan mengujicobakan penanaman 63 varietas benih melon unggulan di Banyuwangi.
"Di antaranya, varietas Ivory, Lola, Melani 1, SW 411, Kuning bulat, Lucky Star, Melon Apel, Vermelo, Gracia, Eksis F1, Diora, Aramis, Uranus, Radja, Golden Star, Jitu, Sumo, Aura 1, dan Aura 2. Juga Quick 1, Quick 2, Sweet M10, Kinanti, Melindo 15, Adinda, Devina, Zabra, Legita, M3, ME 01, Kirani, Mega 500, SW 444, Green Flash, SW 405, MAI 119, Galaksi, dan Melindo 10," katanya.
Ia menjelaskan varietas-varietas melon yang diikutsertakan dalam jambore melon itu ditanam mulai 7 April dan tepat dipanen 7 Juni (60 hari masa tanam). Pengujiannya langsung dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.
"Dipilihnya Banyuwangi sebagai lokasi karena prospek hortikulturanya yang baik," katanya.
Menurut dia, jambore tersebut juga dilombakan untuk mencari varietas terbaru. Sembilan varietas melon terbaik direkomendasikan untuk ditanam di Banyuwangi. Indikator terbaiknya adalah dari sisi produksi tinggi dan penyerapannya di pasaran juga bagus.
Selama ini, melon Banyuwangi dikirim ke sejumlah daerah, termasuk ke sejumlah pasar modern di Surabaya, Bali, dan Jakarta. Total produksi melon Banyuwangi pada 2014 mencapai 8.479 ton dengan luas lahan 278 hektare.
"Dengan adanya Jambore Varietas Melon ini, kami bisa memperbaiki kualitas, sehingga ada peningkatan nilai tawar sesuai keinginan konsumen," Ikrori.
Jambore juga sekaligus menjadi sarana mempertemukan antara petani melon dengan para pelaku usaha.
"Kini juga sudah ada kontrak antara petani melon di sini dengan salah satu pemasok buah dari Jakarta dan Malang. Dua orang ini mewakili pasar modern. Pemasok buah dari Jakarta lebih menyukai jenis melon berwarna kuning, sedangkan yang dari Malang lebih suka melon apel. Dari jambore ini kami juga memetakan pasar," ujar Ikrori.
Ikrori mengatakan total ada dua belas ribu tanaman melon berbagai varietas yang ditanam di lahan seluas satu hektare di Kecamatan Muncar yang dijadikan lokasi jambore. Beberapa keunggulan ditampakkan oleh varietas-varietas melon yang ditanam di Banyuwangi.
Misalnya melon apel yang rasanya manis, buahnya lebat, buah mudah jadi dan produksinya tinggi. Melon uranus punya keistimewaan dagingnya renyah dan manis, serta tangkai buah tidak mudah copot. Golden star produksi buahnya tinggi, rasanya manis renyah, tahan penyakit dan mudah dibuahkan lebih dari satu kali masa tanam.
Selama tiga hari, jambore tersebut juga dipantau oleh Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono K, Direktur Perbenihan Hortikultura Sriwijayanti Yusuf, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Para mahasiswa jurusan agribisnis Politeknik Negeri Banyuwangi juga terlibat di ajang itu.
"Banyuwangi ini potensi hortikulturanya luar biasa dan masih bisa terus dikembangkan, seperti melon yang menjadi penyuplai buah-buahan di hotel dan pasar hingga ke luar daerah. Kami akan terus membantu mendorong produktivitas hortikultura Banyuwangi," kata Dirjen Hortikultura Spudnik.
Ke depan, Sujono menyarankan di Banyuwangi bisa dibangun kawasan megapolitan hortikultura, yakni kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan bagi jenis-jenis hortikultura, contohnya seperti kawasan pertanian melon di Kecamatan Muncar itu.
"Dengan adanya megapolitan hortikultura, benih, lokasi, teknologi dan marketnya akan lebih terjamin," katanya.
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015