Paris (ANTARA News) - Seorang pengacara Saddam Hussein dari Perancis, Immanuel Ludot, Selasa (2/1) minta PBB untuk membuka penyelidikan terhadap keadaan seputar eksekusi mati bekas pemimpin Irak itu. Dalam sepucuk surat pada Sekjen PBB Ban Ki-moon, Emmanuel minta "satu komisi penyelidikan agar dibentuk di bawah perlindungan PBB", dengan alasan bahwa keadaan sekitar eksekusi Saddam "tidak dapat diterima masalah prinsipnya". Pengacara itu berdalih bahwa Saddam "hingga kematiannya dianggap sebagai tawanan perang dan itu saja ia akan diuntungkan dari perlindungan dari Konvensi Jenewa 1949". Menurut konvensi itu, Saddam akan ditembak oleh regu tembak ketimbang digantung, katanya. Ludot juga berdalih bahwa pengambilan gambar wajah Saddam pada saat eksekusi merupakan pelanggaran jelas atas hak-haknya. "Mengapa PBB tidak melakukan tindakan pencegahan yang perlu untuk menjamin minimal martabat seorang tawanan perang?," ia bertanya. Ia juga minta penyelidikan penuh untuk menentukan, jika tidak identitas jabatan dalam kehidupan sipil para eksekutor Saddam, yang terekam dalam film yang mengejeknya pada saat sebelum kematiannya. "Kita tidak dapat mengabaikan bahwa orang-orang terkemuka yang dengan keras menentang rezim Saddam Hussein, dapat memperoleh melalui tawar-menawar kotor dengan penguasa pendudukan hak untuk secara pribadi menempatkan terhukum hingga tewas," katanya. Saddam, 69, digantung di Baghdad Sabtu karena kejahatan terhadap kemanusiaan atas pembunuhan 148 pria dan anak laki-laki di desa Syiah, Dujail, pada 1982 setelah satu upaya dilakukan untuk membunuhya, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007