Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta Kementerian Agama agar arif dan bijaksana dalam penetapan awal puasa Ramadhan 1436 Hijriah dan Lebaran (Idul Fitri), seperti dengan menggelar sidang isbat secara tertutup.
"Faktanya, tidak semua anggota masyarakat memahami perbedaan yang mungkin terjadi dalam sidang isbat," kata Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Karena itu, kata Saleh, persoalan isbat awal Ramadhan sebaiknya menjadi konsumsi tokoh-tokoh agama yang memahami ilmu falaq secara baik.
"Tahun ini, saya dengar awal Ramadhan dan Lebaran diperkirakan tidak akan ada perbedaan. Hampir semua ormas Islam akan menetapkan awal Ramadhan dan Lebaran jatuh pada hari yang sama," kata dia.
Pada periode pemerintahan yang lalu, lanjut dia, sidang isbat sering sekali disiarkan secara langsung di televisi. Masyarakat yang ingin mengetahui awal Ramadhan dan lebaran banyak yang menyaksikan.
"Kadang ada juga kalimat-kalimat yang tidak bijak keluar dari peserta sidang isbat. Akibatnya, ada kelompok lain yang berbeda pandangan merasa diadili dan dianggap salah. Padahal, pandangan mereka juga memiliki dasar dan rujukan syari yang dapat dipertanggungjawabkan," katanya.
Dalam konteks itu, kata politisi PAN ini, pada waktu rapat dengar pendapat dengan dirjen Bimas Islam Kemenag RI beberapa hari lalu, Komisi VIII meminta agar sidang isbat dilakukan secara tertutup.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015