"HA ITK mencoba mengumpulkan para alumni yang berkisar 1.600 orang yang lulus sejak 1991 dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dan beberapa negara seperti United Kingdom, Prancis, Belanda, dan Amerika Serikat. Semua sangat komitmen dengan kebijakan Poros Maritim," kata Ppresidium HA ITK IPB Alan F Koropitan kepada Antara di Jakarta, Senin.
Pada deklarasi HA ITK IPB tanggal 31 Mei 2015 yang dihadiri 80 alumnus tersebut, ia mengatakan telah ditegaskan bahwa IPB dan alumni siap berkontribusi dalam pembangunan untuk menjawab panggilan Indonesia menuju poros maritim dunia.
Untuk itu, lanjutnya, alumni ITK IPB yang bergabung dalam HA ITK ini akan mulai melakukan kajian-kajian strategis, seperti sejarah kelautan dan riset kelautan Indonesia, dampak pembangunan dinding laut raksasa di Teluk Jakarta, serta pembangunan poros maritim itu sendiri dengan merumuskan dalam parameter-parameter yang jelas tolok ukurnya dan mudah dievaluasi.
"Itu program jangka pendeknya, kalau untuk program jangka menengahnya kita akan mengaplikasikan teknologi-teknologi yang sudah dikembangkan para alumni yang ada di HAITek," ujar dia.
Beberapa teknologi yang bisa diaplikasikan, menurut Alan, seperti energi baru terbarukan, desalinasi (mengubah air asin menjadi air tawar) untuk masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, dan restorasi ekosistem pesisir seperti mangrove, lamun, dan terumbu karang.
Anggota HA ITK IPB, menurut dia, sudah berpengalaman menjalankan program-program tersebut karena tersebar dalam berbagai profesi. Beberapa mereka bergabung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nasional dan internasional, perusahaan di bidang teknologi kelautan, energi baru terbarukan, birokrat di pusat dan daerah, peneliti di dalam dan luar negeri.
"Beberapa bahkan juga ada yang bekerja di lembaga-lembaga asing yang memang peduli dengan pemberdayaan masyarakat," kata Alan.
Sebelumnya ia sempat mengatakan pembentukan Himpunan Alumni Ilmu Teknologi Kelautan IPB (Eksplorasi Sumberdaya Hayati Laut) diharapkan juga mampu menggerakkan para alumni ilmu kelautan lain yang ada di lima perguruan tinggi lain seperti Universitas Riau (Lingkungan Laut), Universitas Diponegoro (Budidaya Laut), Universitas Hasanudin (Budidaya Laut), Universitas Sam Ratulangi (Farmakologi Laut), dan Universitas Pattimura (Eksplorasi Sumberdaya Hayati Laut).
Inisiator Prodi ITK di IPB dan Nasional serta Guru Besar Akustik Kelautan IPB Bonar P Pasaribu mengatakan 32 tahun yang lalu IPB telah menggagas pembentukan program studi baru yaitu Prodi ITK dimana proses inisiasi dimulai pada tahun 1983, dan angkatan pertama prodi ITK ada pada tahun 1987. Kemudian diikuti oleh lima universitas lainnya pada tiga tahun kemudian.
Bonar juga mengatakan kepeloporan IPB juga dibuktikan dengan telah diakreditasinya program studi ITK IPB secara internasional oleh lembaga akreditasi IMAREST di Inggris pada 2014.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015