Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri terguling Thailand, Thaksin Shinawatra, di Beijing (China), Selasa, membantah keterlibatannyadalam kasus bom malam Tahun Baru di Bangkok, dan menuduh pemberontak Muslim yang melakukan aksi teror tersebut. Pemerintahan Junta Militer Thailand yang menggulingkan Thaksin pada September 2006 sempat mencurigai faksi-faksi yang punya kaitan dengan Thaksin berada di balik serangan bom itu. Namun, Thaksin, melalui surat yang ditulisnya dari tempat pengasingannya di Beijing, menuduh para jenderal tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan. "Pemerintah tidak mau mengakui bahwa bom itu dilakukan pemberontak dari selatan, karena itu akan menunjukkan kegagalan rezim baru dalam mengatasi konflik," katanya dalam surat yang dipublikasikan melalui pengacaranya, Noppadon Patama, layaknya dikutip AFP di Bangkok. Thaksin mencatat bahwa ciri serangan bom itu mirip dengan yang dilakukan kelompok militan Muslim di kawasan selatan. "Saya biasa mengatakan kepada pasukan keamaan bahwa kerusuhan di selatan seharusnya dibatasi hanya pada tiga provinsi. Di luar itu, mungkin merambah ke Hat Yai dan kemudian Bangkok, dan itu menimbulkan dampak bagi negara kita," tulisnya. Thaksin mengatakan, pemerintahannya secara rutin mengirim agen mata-mata untuk memantau pertemuan-pertemuan skala besar, karena khawatir kelompok militan merencanakan suatu serangan, seperti bom Tahun Baru itu. "Pemerintahan saya merasa lega jika suatu perayaan selesai secara aman," katanya. Thaksin sering dikritik lantaran menggunakan pendekatan tangan besi untuk mengatasi pemberontakan di Thailand selatan. Sebanyak 1.700 orang tewas dalam tiga tahun terakhir ini akibat konflik tersebut. Pemimpin kudeta, Jenderal Sonthi Boonyaratglin, seorang Muslim, telah mengusulkan beberapa inisiatif untuk perdamaian di kawasan yang bergolak itu. Namun, pemberonak belum menyetujuinya dan kerusuhan makin memburuk sejak kudeta. Sejak konflik meletus tiga tahun lalu, militan Muslim tidak pernah melakukan serangan di luar kawasan selatan. Thaksin mengatakan, ia telah menyiapkan diri untuk kembali ke Bangkok guna membela diri atas berbagai tuduhan, termasuk tuduhan korupsi. "Saya siap untuk kembali untuk mendengarkan dakwaan, dan saya siap menjawab setiap tuduhan terhadap saya," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007