"Pemanfaatan seni budaya Dul Muluk sebagai media sosialisasi yang dipergunakan MPR, dikarenakan Dul Muluk merupakan seni budaya tradisional Sumatera Selatan yang diharapkan tidak hanya dijadikan sebagai tontonan, namun juga tuntunan," kata anggota MPR Ali Taher Parasong saat membuka pentas di Palembang, Sabtu.
Pementasan digelar di pelataran Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sabtu malam, dihadiri sejumlah anggota MPR lainnya yakni Abdul Malik Haramain, Sitti Mufattahah, Mustafa Kamal, Asmawati, dan Saniatul Latifa.
Pertunjukan Dul Muluk mengisahkan tentang perjalanan Pangeran kerajaan Kebayat Zainal Abidinsyah yang berhasil mendamaikan kerajaan Manggala dan Yaman. Zainal tampil sebagai seorang mediator dan mencegah peperangan antara dua pemerintahan.
Dalam kisah tersebut diselipkan pesan tentang nilai-nilai Pancasila, pentingnya membangun persatuan dan kesatuan sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika, menghormati hak asasi manusia, menghindarkan diri dari tindakan kekerasan, dan menjadi pemimpin yang amanah.
Ali Taher berharap masyarakat dapat menerima pesan yang disampaikan melalui pertunjukan tersebut.
Ia mengatakan saat ini, MPR tengah gencar mensosialisasikan empat pilar dengan tujuan mengajak masyarakat untuk mengamalkan nilai-nilai luhur bangsa.
Empat pilar tersebut yakni Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Berbagai metode sosialisasi dijalankan MPR untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kaum muda melalui program "Ini Baru Indonesia" yang diluncurkan pada 1 Juni 2015.
Pewarta: Heppy Ratna Sari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015