Batam (ANTARA News) - Jemaah haji asal Embarkasi Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, yang meninggal dunia di Arab Saudi sampai Selasa (2/1) sore tercatat 16 orang, kata Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Hang Nadim Batam. "Bertambah tiga orang dari data terakhir," katanya di Batam. Erizal mengatakan tiga orang yang meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi itu meninggal karena sakit. "Bukan karena kelaparan akibat kekurangan pasokan makanan," katanya. Ketiga haji tersebut adalah Ratmus Juatriah, jemaah kelompok terbang (kloter) III yang beralamat di Jl. Prof. Sri Soedewai No.10 Tungkal Ilir, Jambi, Eran bin Torik, kloter XII yang beralamat Desa Dayun RT02/01 Siak, Riau dan Dalimunte bin Mad Toi kloter 15 dengan alamat Anyar Tengah No.17 Batanghari, Jambi. Sementara 14 jemaah lainnya adalah Sarinah MS Assor asal Riau, Arniati Duatib asal Kampar, Riau, M Rais Wamin Kota Baru, Jambi, A. Malik Sulung asal Pakanbaru, Riau, Jamalia Usman asal Kampar, Riau, Abubakar Khalik asal Pakanbaru Kota, Riau dan Sulastri asal Rokan Hulu, Riau. Tiboro Tedeng asal Kampar, Riau, Raja Rosmah, Kuantan Singingi, Riau, Taharuddin Sasi, Dumai, Riau, Tarman Suragimah, Indragiri Hulu, Riau, Nazaruddin Nain, Kampar, Riau dan Asnah Asfiah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Menurut Erizal 9.705 ribu haji asal Embarkasi Hang Nadim Batam lainnya saat ini sedang beristirahat di Mekkah usai melaksanakan ibadah lempar jumrat. "Saat ini mereka sedang Nafar awal," katanya. Sebagian jemaah haji Indonesia mengambil Nafar awal akibat tidak bisa bertahan di Mina akibat kekurangan makanan. Menurut Naib amirul haj dan ketua MUI KH Ma`ruf Amien mengatakan boleh saja para jama`ah mengambil nafar awal, atau nafar tsani tergantung kepentingannya. Jika jama`ah merasa perlu segera harus meninggalkan Mina karena situasinya tidak memungkinkan sebaiknya memang mengambil nafar awal, yang penting jemaah meninggalkan Mina sebelum matahari tenggelam, katanya. "Kalau sempurnanya ya mengambil nafar tsani tapi itu hanya pilihan-pihan saja. Kalau merasa sulit untuk bertahan lebih baik mengambil nafar awal, karena kalau mengambil nafar tsani kondisi akan lebih parah", kata Ma`ruf Amien saat meninjau maktab jemaah di Mina Minggu sore waktu setempat. Menurut Ma`ruf Amien, kalau ada mudharatnya di nafar tsani lebih baik mengambil nafar awal. Karena memang keadaanya sangat memprihatinkan dan dia menyebut hal itu sebagai musibah luar biasa.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007