Menurut survei nasional oleh Pew Research Center pada penghujung Mei, 56 persen orang Amerika mengatakan sebagian besar upaya Amerika Serikat telah gagal mencapai sasarannya di Afghanistan. Sementara itu 36 persen mengatakan kebanyakan misi AS telah berhasil.
Hanya 29 persen mengatakan Afghanistan akan tetap stabil setelah kepergian pasukan AS dari negeri tersebut, dibandingkan sebanyak 38 persen yang berpendapat demikian pada 2011.
Saat kunjungan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani ke Washington pada Maret, Obama mengumumkan tak ada pengurangan jumlah tentara AS, yaitu 9.800 personel, yang saat ini ditempatkan di Afghanistan sampai akhir 2015.
Sementara itu, 80 persen orang Amerika mengatakan mereka agak khawatir bahwa serangan "drone" militer AS membahayakan nyawa warga sipil.
Perang pesawat tanpa awak, yang digagas segera setelah serangan 11/9 oleh mantan presiden AS George W. Bush, terus menjadi salah satu kartu andalan pemerintah Obama.
Menurut Biro Wartawan Investigasi (BIJ), organisasi nir-laba Inggris, pemerintah Obama melancarkan serangan "drone" pertamanya tak lama setelah ia memulai masa jabatan presiden pada 2009.
Pemerintah AS merahasiakan hampir semua keterangan yang berkaitan dengan serangan pesawat tanpa awak.
BIJ memperkirakan setelah mengkonfirmasi dengan media lokal, di Pakistan saja antara 423 dan 962 warga sipil --termasuk 172 sampai 207 anak-anak-- telah kehilangan nyawa.
(Uu.C003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015