Jakarta (ANTARA News) - Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Januari hingga November 2006 menurun 4,60 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kepala Badan Pusat statistik (BPS), Rusman Heriawan di Jakarta, Selasa, mengatakan, jumlah wisman yang berkunjung melalui 13 pintu masuk pada Januari hingga November 2006 adalah 3,59 juta orang atau turun 4,60 persen dari 2005 yang jumlah kunjungannya mencapai 3,76 juta orang. Ketiga belas pintu masuk tersebut adalah Sukarno-Hatta, Ngurah Rai, Polonia, Batam, Sam Ratulangi, Juanda, Entikong, Adi Sumarmo, Minangkabau, Mataram, Makassar, Tanjung Priok, dan Tanjung Pinang. Rusman mengungkapkan sebenarnya selama November 2006 terjadi kenaikan kunjungan wisman dibanding Oktober menjadi 365.026 orang atau naik 25,73 persen dari 290.316 orang pada Oktober. "Meski kenaikannya cukup besar menjelang akhir tahun, secara akumulatif jumlahnya tidak sebesar tingkat kunjungan pada 2005," kata Rusman. Sebelumnya, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik dalam laporan akhir tahun kinerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mengakui penurunan jumlah wisman yang berkunjung. Kenaikan jumlah kunjungan, kata Jero Wacik, terjadi pada tingkat wisatawan domestik yakni 1,5 persen. Dia mengatakan alasan kenaikan jumlah wisatawan domestik karena mereka mengenal Indonesia lebih baik dibanding wisman. Meski mengalami penurunan pada 2006, Jero Wacik menegaskan pihaknya optimistis pada 2007 jumlah wisatawan akan meningkat mencapai 5,3 juta hingga 5,5 juta pengunjung. "Saya optimistis jumlahnya akan meningkat bila keadaan Indonesia tetap seperti ini (aman dan kondulsif-red)," ujarnya. Sementara itu mendekati akhir tahun 2006, khusus wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Ngurah Rai di Denpasar Bali, Rusman mengungkapkan ada kenaikan tingkat kunjungan. Data BPS menunjukkan jumlah wisman yang datang pada Oktober 118.778 orang menjadi 119.280 orang pada Desember, atau naik 0,42 persen. "Secara perlahan Pariwisata di Bali sudah memasuki tahap pemulihan setelah mengalami peristiwa Bom Bali II pada 1 Oktober 2005," demikian kata Rusman. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007