Organisasi kemanusiaan menyatakan sebanyak 12.000 pengungsi Sudan telah tiba di kamp pengunsi Kakuka. Banyaknya permintaan pasokan pangan dari kabupaten yang berdekatan telah membuat kenaikan harga makanan dan kebutuhan dasar di Kabupaten Trans-Nzoia.
Harga makanan dan komoditas di kabupaten itu telah naik dalam beberapa pekan belakangan, sehingga memaksa warga merogoh kantong mereka lebih dalam lagi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Harga telah naik dua atau tiga kali lipat belakangan ini, setelah permintaan akan pasokan pangan datang dari Kota Kecil Lokichoggio, Kakuma dan Lodwar.
Harga kentang Irlandia, buncis dan sayuran telah melangit saat pedagang berdatangan dari Kabupaten Turkana dan Pokok Barat, kata Xinhua di Jakarta, Sabtu siang.
Satu kareng kentang Irlandia, dengan berat 90 kilogram, sebelumnya dijual dengan harga 21 dolar AS telah melesat jadi 44 dolar, dan harga itu telah membuat beberapa orang tak bisa berjualan keripik kentang.
Satu peti tomat, yang kebanyakan berasal dari Karatina dan dijual dengan harga 27 dolar, telah naik jadi 41 dolar. Harga susu masih bertahan pada kisaran 0,6 dolar per liter meskipun hujan lebat telah membuat produksi susu berkurang.
Pedagang yang diwawancarai di Pasar Sonko Mujinga di Kitale mengatakan ada penurunan pasokan makanan dari petani di kabupaten itu sedangkan ada permintaan dari luar kabupaten.
"Kami mengalami kelangkaan pasokan makanan seperti kentang Irlandia dan makanan lain dari pemasok kami, dan permintaan tetap saja tinggi," kata pedagang lokal, John Nyongesa.
Sebagian pedagang di Kitale mengatakan ada permintaan besar akan makanan dari Kabupaten Turkana, tempat ratusan orang Sudan mengalir masuk setelah mereka menyelamatkan diri dari perang di negeri mereka.
"Selama dua pekan sekarang, kami telah menerima permintaan makanan dan komoditas dari Kota kecil Lokichoggio dan Kakuma. Tapi masalah kami ialah pasokan rendah dan kami telah dipaksa untuk mencari makanan sampai Karatina di Nyeri," kata John Kamua, seorang pedagang tomat di pasar utama Kitale.
Pembeli mengeluhkan harga makanan dan komoditas yang tinggi, yang mereka katakan tak bisa mereka jangkau.
"Kentang Irlandia adalah makanan favorit saya, tapi sekarang saya tak bisa membayar harganya. Kami berharap harga makanan akan turun karena hujan, tapi bukan ini masalahnya," kata pembeli lokal, Boniface Wanyoike.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015