Saya tak mengira FIFA ternyata korup sekali

Jakarta (ANTARA News) - Gelombang skandal korupsi yang menjatuhkan kekuasaan Presiden FIFA Sepp Blatter melebar ke mana-mana setelah Jerman mengklaim pemungutan suara untuk tuan rumah Piala Dunia 2006 dipengaruhi oleh pengapalan senjata peluncur roket (RPG) dan pengakuan Mesir telah dimintai uang suap oleh seorang anggota Komite Eksekutif FIFA pada proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2010.

Di tengah upaya tujuh pejabat FIFA berjuang melawan ekstradisi ke AS atas tuduhan terlibat "Piala Dunia suap", tangan kanan Blatter, Jerome Valcke, tetap menjadi pusat spekulasi mengenai apakah dia mengetahui pembarayan 10 juta dolar AS (Rp133 miliar) kepada mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner.

Dari Irlandia, Asosiasi Sepak Bola Irlandia (FAI) mengaku mengadakan kesepakatan diam-diam untuk menerima pembayaran sebesar 5 juta euro (Rp74 miliar) dari FIFA setelah asosiasi itu mengancam memperkarakan handball Thierry Henry yang mengakhiri peluang Irlandia lolos ke putatan final Piala Dunia 2010.

Surat kabar Jerman, Die Zeit, melaporkan bahwa Kanselir (waktu itu) Gerhard Shroeder memasok senjata ke Arab Saudi dengan imbalan dukungan Saudi dalam tender tuan rumah Piala Dunia 2010, yang membuat Afrika Selatan kalah suara 11-12 dalam putaran terakhir pemungutan suara yang kontroversial itu.

Menurut koran itu, pemerintah Jerman mencabut larangan menjual senjata beberapa hari sebelum pemungutan suara FIFA, dengan kemudian mengapalkan RPG sebagai imbalan suara Saudi untuk Jerman.

Tuduhan ini membuat proses pemungutan suara untuk tender tuan rumah Piala Dunia 1998, 2006, 2010, 2018 dan 2022 diselidiki pihak berwajib. Pihak berwenang Brasil dan FBI juga menyelidiki kontrak menyangkut Piala Dunia 2014 di Brasil lalu.

Sumber-sumber FBI memastikan mereka tengah menyelidiki tuduhan-tuduhan yang berkaitan dengan semua edisi turnamen itu kecuali Piala Dunia 2006. Sementara itu Mesir mengakui Warner pernah meminta mereka uang suap 7 juta dolar AS (Rp93 miliar).

"Saya tak mengira FIFA ternyata korup sekali," kata mantan menteri olah raga Mesir Aley Eddine Helal kepada ONTV di Kairo.

"Jack Warner meminta 7 juta dolar AS sebelum pemungutan suara. Presiden FA Mesir El-Dahshori Harb bertemu dengan pejabat FIFA itu di Uni Emirat Arab dan memberi tahu saya bahwa dia meminta uang suap 7 juta dolar AS."

Helal mengakui dia dan para pejabat sepak bola Mesir lainnya yang turut dalam komisi bidding tuan rumah Piala Dunia 2010 bungkam selama sebelas tahun karena merasa tidak memiliki bukti untuk menguatkan "kecurigaan kami selalu gagal dengan cara yang memalukan".

Mesir memang gagal mendapatkan satu suara pun untuk turnamen yang kemudian diberikan kepada Afrika Selata, setelah juga gagal bersaing dengan Jerman untuk Piala Dunia 2006, demikian laporan surat kabar Inggris, The Guardian, dalam lamannya hari ini.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015