Accra (ANTARA News) - Presiden Ghana John Dramani Mahama telah mengumumkan masa berkabung tiga-hari untuk korban kebakaran stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan banjir pada Rabu (3/6) sehingga menewaskan lebih dari 200 orang.

Bendera direncanakan dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri itu selama masa berkabung tiga-hari --yang direncanakan dimulai pada Senin.

Pengumuman tersebut dikeluarkan beberapa saat setelah pertemuan dewan keamanan darurat nasional yang diselenggarakan di Flagstaff House pada Kamis sore, dengan dipimpin oleh Presiden Mahama.

Pemerintah juga telah mengeluarkan dana sebesar 60 juta cedi, atau 15 juta dolar AS, untuk mendukung korban yang terpengaruh oleh banjir dan ledakan di Ibu Kota Ghana, Accra.

Satu pusat hubungan nasional telah diaktifkan dan orang yang jadi korban bisa menghubungi 122 untuk meminta bantuan selama darurat tragedi tersebut.

Mahama juga menginstruksikan badan bantuan, Organisasi Penanganan Bencana Nasional (NADMO), agar mendirikan pusat tanggap darurat di seluruh negeri itu untuk menolong korban banjir sampai akhir pekan mendatang.

Presiden Ghana tersebut juga mendesak rakyat di negaranya agar menghindari tindakan yang dapat merusak perdamaian di negeri itu, kata Xinhua . Ia juga meminta rakyat Ghana memahami dan bekerja sama untuk memperbaiki apa yang telah berjalan keliru untuk waktu terlalu lama.

Ia mengatakan pemerintah akan melakukan tindakan keras jika perlu untuk mencegah bencana semacam itu terjadi lagi pada masa depan.

Sebelumnya, Mahama mengunjungi tempat kejadian dan menggambarkannya sebagai bencana dan tak pernah terjadi sebelumnya. Ia mengatakan pemerintah akan melakukan tindakan drastis guna menjamin bahwa banjir dan kematian akibatnya tidak terjadi lagi.

Sedikitnya 10 orang tewas dan beberapa orang lagi dilaporkan hilang setelah banjir besar merendam beberapa bagian Ibu Kota Ghana, di tengah hujan lebat pada Rabu malam.

Semua mayat ditemukan dari banjir pada Kamis pagi, setelah berjam-jam hujan. Selama itu, banyak jalan terendam dan tak bisa dilewati di seluruh kota tersebut.

Harta dengan nilai jutaan dolar telah hancur akibat hujan lebat. Pelaju terjebak di tengah kemacetan lalu-lintas yang terjadi selanjutnya selama lebih dari tiga jam perjalanan, padahal jika tidak perjalanan bisa ditempuh hanya dalam waktu beberapa menit.

Saluran air diduga telah dipenuhi air sebab volume air yang meluap terlalu berlimpah dari saluran tersebut.

Mantan presiden Jerry John Rawlings menuding kurangnya penerapan peraturan pembangunan dan langkah keamanan sebagai penyebab kerugian harta dan jiwa, demikian Xinhua melaporkan.

(C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015