Jakarta (ANTARA News) - Perang siber yang juga berbasis perang proksi, harus diantisipasi Indonesia secara padu dan utuh.

"Perlu zonasi, yang berskala nasional, strategis. Jangan semuanya bicara tentang ini. ada stratanya panglima TNI, BIN, presiden, menteri pertahanan," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Cilacap Jawa Tengah, Jumat.


Moeldoko berada di Cilacap bersama Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Badrodin Haiti, untuk menutup Latihan Terintegrasi Taruna Wreda Nusantara 2015, yang diikuti 1.600 taruna, praja IPDN, dan mahasiswa.


Perang siber tidak tampak secara kasat mata namun bisa memorakporandakan sistem suatu negara dan meruntuhkan ekonominya.

Menurut Moeldoko, zonasi itu bukan berbasis teritorial alias kewilayahan kerja, melainkan terkait kewenangan pengerahan kekuatan yang diperlukan.


Sementara itu Kapolri Badrodin Haiti menyatakan "ada kelemahan Indonesia tentang aspek keamanan perangkat elektronika. Pemerintah berencana membentuk badan siber yang mendeteksi, mencegah, dan memberi rekomendasi kepada badan-badan yang terkait."

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015