Palembang (ANTARA News) - Sriwijaya FC bersedia mengikuti turnamen yang dikelola tim transisi bentukan Kemenpora untuk menyelamatkan karir para pemain, setelah kompetisi liga profesional dihentikan PT Liga Indonesia.
"Manajemen tidak mau melihat ke belakang. Intinya bagaimana agar pemain ini bisa merumput lagi. Keputusan ini untuk menyelamatkan pemain daripada ikut turnamen antarkampung (tarkam)," kata Sekretaris Tim Sriwijay FC Achmad Haris di Palembang, Jumat.
Haris menerangkan, keputusan ini sekaligus untuk menilai kemampuan tim transisi dalam mengelola kompetisi.
"Jika tim transisi mampu menghasilkan suatu kompetisi yang lebih kompetitif, serta banyak diikuti klub peserta ISL sebelumnya, mengapa tidak."
Hanya saja, Haris menyatakan, hingga Jumat ini, manajemen Sriwijaya FC belum menerima surat ataun undangan untuk kompetisi yang dibuat tim transisi itu.
Sebelumnya, manajemen klub mengambil kebijakan mengurangi gaji pemain dengan hanya memberikan 10 persen dari nilai kontrak gaji per bulan untuk beberapa pemain, yakni Syakir Sulaiman, Patric Wanggai, Yogi Triana, dan Pelatih Benny Dollo, dan Asisten Pelatih Hendri Susilo.
Sedangkan untuk pemain lain diputuskan hanya menerima gaji 25 persen dari kontrak kerja, antara lain Asri Akbar, Titus Bonai, Ferdinand Sinaga, Fakruddin, Wildansyah, dan Jeki Arisandi.
"Pemain yang masih menerima gaji senilai 25 persen ini diwajibkan tetap di mes dan berlatih. Ini dilakukan manajemen klub untuk meminimalisasi dampak negatif, semisal cedera karena bergabung dengan liga antarkampung," tuturnya.
Sedangkan para pemain asing yakni Morimakan Koita (Mali), Abdulaye Maiga (Mali), Goran Ljubojevic (Kroasia), dan Raphael Maittimo (naturalisasi Belanda) dihentikan kontrak kerjanya, dan telah kembali negara mereka.
Kompetisi profesional sepak bola Indonesia Liga QNB 2015 dihentikan oleh PT Liga Indonesia (operator kompetisi) pada 3 Mei 2015 setelah tidak mendapat izin keramaian dari kepolisian terkait dengan kisruh PSSI dan Kemenpora.
Pada 29 Mei 2015, FIFA mengenakan sanksi kepada PSSI karena menilai ada campur tangan pemerintah, meski tetap memberikan izin kepada Timnas untuk bermain pada SEA Games 2015, Juni ini.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015