Kupang (ANTARA News) - Para siswa sekolah Yayasan Tunas Harapan di Kelurahan Manutapen Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, mengharapkan pemerintah memberikan bantuan renovasi sekolah mereka yang selama empat tahun ini masih berdinding pelepah kelapa dan berlantai tanah.
Kepala SMA Kristen Tunas Harapan, Yohanes, ketika memantau Ujian Semester di sekolah itu, Jumat, mengatakan, sekolah yang dipimpinnya tersebut sampai saat ini belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat sejak mulai berdirinya sekolah itu pada 2010.
"Kami sudah sampaikan proposal kepada pemerintah daerah pada tahun 2010 namun sampai saat ini masih belum mendapat tanggapan. Saat ini saya sedang membuat proposal lagi yang ditujukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya.
Meski sekolah itu masih beralaskan tanah, dengan dinding yang terbuat dari bambu serta masih beratapkan seng tersebut, namun tidak membuat semangat para pelajar di sekolah tersebut surut untuk menimba ilmu.
Sementara itu, sekolah tersebut juga hanya terdiri dari dua ruangan berukuran kecil yang hanya bisa menampung sekitar 40-an siswa.
Yohanes menambahkan, saat ini ada 142 siswa SMA yang sedang menimba ilmu di sekolah Kristen Tunas Harapan tersebut, namun karena tidak memiliki ruangan, maka sebagian siswanya ditempatkan di SMP Sinar Pancasila yang berlokasi tak jauh dari Sekolah Yayasan Tunas Harapan.
"Ada sebagian siswa yang kami pindahkan ke SMP Sinar Pancasila agar tidak terjadi penumpukan di sekolah kami. Puji Tuhan karena ada yang mau meminjamkan ruangannya, sehingga anak-anak bisa sekolah," ujarnya.
Sementara itu, sekolah yang berjarak sekitar 10-15 kilometer dari Kota Kupang itu juga memiliki siswa SMP berjumlah 15 siswa, sedangkan SD berjumlah 32 siswa.
"Untuk SMA diberikan waktu kegiatan belajar mengajarnya dari pukul 07.00 sampai 12.00 Wita, sedangkan SMP dan SMP digabung dari jam 13.00 sampai 17.00 Wita, karena siswanya tidak terlalu banyak, jadi digabung saja," tambahnya
Kemudian, terkait kelulusan siswa SMA di sekolah tersebut, Jhon, sapaan kepala sekolah itu, mengaku sekolah yang berdiri sejak 2010 itu sudah tiga tahun berturut-turut berhasil mencatat kelulusan 100 persen, mulai dari 2013--2015.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015