Washington (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat mengakui peretas yang diduga berasal dari Tiongkok telah mengakses data pribadi paling sedikit empat juta pegawai pemerintah atau mantan pegawai pemerintah.
"Akibat insiden itu pemerintah akan mengirimkan pemberitahuan kepada sekitar empat juta individu," kata Office of Personnel Management (semacam Badan Kepegawaian Nasional, AS) seperti dikutip AFP.
Badan pemerintah itu tidak menepis akan lebih banyak lagi bukti terungkap.
Badan pemerintah ini menangani ratusan ribu data skrining keamanan sensitif dan latar belakang investigasi mengenai pegawai pemertinah yang potensi diserang peretas setiap tahun.
Belum jelas benar apakah peretasan itu mempengaruhi Presiden Barack Obama, para pejabat senior pemerintah atau komunitas intelijen.
Washington Post dan media massa AS lainnya melaporkan bahwa para peretas Tiongkok berada di belakang serangan siber itu, namun Kedutaan Besar Tiongkok di Washington berkilah bahwa serangan siber semacam itu melanggar hukum Tiongkok.
"Menyimpulkan dan mengeluarkan tuduhan hipotetis adalah tidak bertanggung jawab dan kontraproduktif," kata juru bicara kedubes Tiongkok di AS, Zhu Haiquan.
Tahun lalu peretas Rusia diyakini telah mengakses sistem komputer Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri.
Peretas juga mencuri informasi 100.000 pembayaran pajak dari komputer-komputer online Ditjen Pajak AS, Internal Revenue Service.
Obama memperingkatkan kemampuan serangan siber Tiongkok dan Rusia "sangat baik", Iran "baik", dan Korea Utara "cukup baik".
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015