Surabaya (ANTARA News) - TNI AL telah mengirimkan dua pesawat Casa dari Wing Udara Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Selasa, untuk mengangkut anggotanya yang menjadi korban kecelakaan maskapai penerbangan Adam Air. "Dua pesawat Casa TNI AL kini stand by di Makassar menunggu proses evakuasi para korban. Belum jelas, kapan korban anggota TNI AL akan dibawa ke Surabaya," kata Kadispen Koarmatim, Letkol laut (KH) Drs Toni Syaiful kepada ANTARA News di Surabaya, Selasa. Sebagaimana diketahui, lima dari 102 penumpang dan awak Boeing 737-400 Adam Air rute Jakarta-Surabaya-Manado yang jatuh di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Senin (1/1) adalah anggota TNI AL. Meskipun demikian, kelima anggota TNI AL itu belum diketahui nasibnya, apakah selamat atau menjadi korban meninggal. Kelima anggota itu adalah, Wakil Komandan Lantamal VIII Manado, Kolonel Laut (P) Bambang Supriyanto, Asisten Perencanaan (Asrena) Lantamal VIII Manado Letkol Laut (S) Bambang Mardiyanto, Kepala Satuan Komunikasi Lantamal Manado, Lettu Syamsuri dan dua anggota Lantamal lainnya, yakni Letda Pasaribu Kelasi Kepala Syamsul Arifin. "Kabar yang saya terima, dalam peristiwa itu, 90 orang tewas dan 12 orang selamat. Kami tidak tahu apakah kelima anggota TNI AL itu masuk yang selamat atau tidak. Karena itu, kami masih menunggu kabar dari proses evakuasi yang memang sulit itu," ujarnya. Ia mengemukakan, untuk mengevakuasi para korban memang sulit, karena membutuhkan waktu empat jam berjalan kaki menuju lokasi yang bisa dilewati ambulan. Dengan ambulan itu, para korban akan dibawa ke Makassar sebagai kota terdekat. Menurut Kadispen, kelima anggota TNI AL yang ikut dalam penerbangan itu semuanya berasal dari Surabaya. Kolonel Bambang Supriyanto adalah warga perumahan dinas TNI AL di Kenjeran, Surabaya, Letkol Bambang Mardiyanto yang merupakan warga Tanjung Raja, Perak, Surabaya. Ia menambahkan, mereka berada di Surabaya dalam rangka liburan akhir tahun, keluarganya tinggal di Surabaya dan kembali ke Manado pada Senin (1/1), karena mereka sudah masuk kantor pada Selasa (2/1). "Tapi, mereka justru mengalami musibah setelah pesawat yang mereka tumpangi kehilangan kontak dengan pengatur lalu lintas Bandara Hasanuddin Makassar sejak Senin (1/1) pukul 14.07 WIB, padahal TNI-AL dalam waktu bersamaan sedang berkosentrasi melakukan evakuasi KM Senopati," tuturnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007