Mekkah (ANTARA News) - Pengelolaan makanan untuk jemaah haji Indonesia di Arafah dan Mina akan kembali diserahkan kepada Muasasah mulai tahun depan, setelah tahun ini ditangani Ana for Development (AFD) yang bermasalah hingga menimbulkan kelaparan di kalangan jemaah.
Wakil Ketua Ketua Komisi VIII DPR, Yoyoh Yusroh, sebagaimana yang dikutip oleh Media Center Haji, Depag, mengatakan, keputusan itu berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Menteri Agama, Muhamad Maftuh Basyuni dengan Ketua Muasasah, Ali Yasin pada Sabtu (30/12) lalu.
Yoyoh mengatakan langkah ini ditempuh agar kejadian seperti tahun ini tak terulang.
"Meski demikian Pemerintah RI - muasasah belum melakukan kesepakatan atas harga katering untuk tahun depan,"katanya di Makkah, Senin (1/1).
Pada tahun ini, muasasah menetapkan harga 300 Riyal per jamaah. Pemerintah mengalihkan pengelolaan katering ke AFD yang menyatakan bersedia memberi harga 250 Riyal per orang .
Pada kesepakatan baru itu, pemerintah juga meminta muasasah menyediakan makanan untuk jamaah haji di Mina mulai Ahad (31/12), disamping katering Al Munief.
Namun pada hari tersebut, kata Yoyoh, masih banyak jamaah yang belum mendapatkan jatah makanan. Menurut dia, berdasarkan data Tim Pengawas Haji DPR, hingga Ahad malam masih ada 15 maktab yang belum mendapatkan jatah makanan.
"Muasasah memang hanya diharapkan menyediakan makan jamaah di Mina sesuai kemampuannya, jadi kita tak bisa menuntutnya,"katanya.
Sebelumnya, Menteri Agama Muhamad Maftuh Basyuni mengatakan pemerintah memang telah melakukan kesepakatan dengan muasasah pada Sabtu (30/12) lalu terkait penyediaan katering.
Maftuh mengatakan, muasasah bersedia menyediakan makanan bagi jamaah di Mina akibat AFD tak mampu menyediakan katering bagi jamaah. Ia mengatakan katering Al Munief menyediakan jatah makanan untuk 70 .000 haji dan sisanya dilakukan oleh muasasah.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007