"Sudah ada yang minat dari Jepang untuk membangun apartemen khusus lansia asal Jepang," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Menurut Azhar, investasi tersebut bisa memberikan dampak berkelanjutan bagi Indonesia, khususnya di sektor pelayanan rumah dan kesehatan.
Saat para investor membangun hunian terintegrasi, maka fasilitas pendukung seperti sarana kesehatan juga akan terbangun.
"Tentu akan menyerap tenaga kerja lokal untuk perawatnya. Selain itu keluarga lansia yang datang menjenguk juga akan menambah turis mancanegara yang datang ke sini, itu bisa menarik devisa juga," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan potensi pasar lansia di Indonesia sangat besar lantaran Tanah Air memiliki iklim tropis.
Selain itu, komunitas Jepang di Indonesia yang banyak juga sangat mendukung tumbuhnya sektor tersebut untuk tetap hidup.
"Cuaca kita ini tropis, jadi saat musim dingin tiba di sana (Jepang), para lansia ini tidak tahan dingin. Makanya, selama musim tersebut mereka melihat Indonesia sebagai negara tujuan untuk bisa istirahat, biasanya mereka ke Hawaii atau Thailand," katanya.
Investor Jepang sendiri, lanjut Franky, telah melakukan riset selama dua tahun untuk merealisasikan rencana tersebut. Namun, mereka masih ragu karena belum ada ketentuan visa yang mendukung lansia bisa tinggal di Indonesia dalam jangka waktu 6 - 7 bulan.
"Kalau kita bisa memberikan izin visa khusus untuk lansia, misalnya untuk pengobatan atau istirahat, akan ada banyak sektor yang dihidupkan termasuk industri home care, properti, rumah sakit, hingga pariwisata," katanya.
Prospek tersebut, menurut Franky akan sangat menggiurkan untuk mengundang lebih banyak turis dari belahan negara lain di luar Asia seperti Eropa.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015