Saya tidak berniat membiarkan mereka merebut kebebasan saya

Los Angeles (ANTARA News) - Jack Warner, mantan Wakil Presiden FIFA yang tersangkut skandal korupsi yang mengguncang badan sepak bola dunia itu, menyatakan dia bisa menunjukkan ada kaitan antara FIFA dengan Pemilu 2010 di negaranya, Trinidad dan Tobago.

Warner, yang terancam diekstradisi ke Amerika Serikat setelah didakwa melakukan korupsi oleh kejaksaan AS, menjadi kunci utama pada drama yang memuncak pada pengunduran diri Presiden FIFA Sepp Blatter Selasa lalu itu.

Rabu waktu setempat, Warner melalui TV6 Trinidad dan Tobago, menyatakan telah menyusun dokumen yang menunjukkan "kaitan antara FIFA, pendandaannya dan saya, kaitan antara pendaraan FIFA dengan (partai) Kongres Nasional Bersatu (UNC) dan pemerintah Kemitraan Rakyat pada Pemilu (Trinidad dan Tobago) 2010."

Laman TV6 melaporkan, Warner menyatakan dokumen itu juga berkaitan dengan "pengetahuan saya mengenai transaksi internasional di FIFA, termasuk presidennya Tuan Sepp Blatter dan, akhirnya, masalah-masalah lain yang melibatkan perdana menteri (Trinidad dan Tobago) sekarang."

Pada pemilu internal UNC Januari 2010, Warner mendukung Kamla Persad-Bissessar sebagai ketua UNC. Perempuan politisi itu kemudian terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama negerinya, namun Warner kemudian pecah kongsi dengan pemerintah dan partainya.

Warner yang bebas dengan jaminan setelah ditangkap pekan lalu adalah salah seorang dari 14 pejabat dan mantan pejabat FIFA serta para eksekutif pemasaran olah raga yang dituduh pihak berwajib AS menerima uang pelicin selama 20 tahun dengan total uang yang dikeruk 150 juta dolar AS. Uang ini berupa suap yang diterima dan dibayarkan.

Dalam pernyataannya di televisi, Warner mengaku hidupnya terancam dan akan berjuang melawan ekstradisi ke AS.

"Saya tidak berniat membiarkan mereka merebut kebebasan saya," kata dia seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015