Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta melemah, turun 13 poin menjadi Rp13.218 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin.
"Rupiah kembali bergerak melemah di tengah ekspektasi naiknya data penggajian non-pertanian AS akhir pekan ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra.
Ariston mengemukakan data tenaga kerja sektor swasta dari Automatic Data Processing Inc. (ADP) menunjukkan sektor swasta Amerika Serikat menambah 201.000 tenaga kerja bulan Mei, sedikit lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang sekitar 200.000 tenaga kerja.
"Data itu menjadi salah satu sinyal positif bagi perekonomian AS sehingga menopang mata uangnya," katanya
Namun, menurut dia, penguatan dolar AS masih cenderung terbatas menyusul data ekonomi Amerika Serikat lainnya yang di bawah perkiraan, seperti indeks aktivitas sektor jasa yang turun dari 57,7 menjadi 55,7 pada Mei.
Ariston mengatakan potensi rupiah kembali bergerak ke area positif masih cukup terbuka di tengah harapan perekonomian Indonesia akan membaik pada semester kedua tahun ini, seiring dengan pelaksanaan beberapa proyek infrastruktur di dalam negeri.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat di tengah kenaikan produk domestik bruto kuartalan Australia dan menguatnya yuan setelah merespons naiknya data Services Purchasing Managers Index (PMI) Tiongkok.
"Munculnya beberapa sentimen positif dari eksternal bagi rupiah, akan mengimbangi penguatan dolar AS di pasar keuangan domestik," kata Reza.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015