Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 2,27 poin (0,26 persen) menjadi 884,92.
"IHSG yang sedang berada dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan bergerak melemah, pergerakan IHSG yang melemah itu dinilai wajar menjelang berakhirnya semester satu tahun ini," kata analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya.
Ia mengatakan pelemahan indeks BEI menjelang berakhirnya semester pertama tahun ini terjadi karena sebagian investor jangka menengah mulai menata kembali portofolio aset saham mereka.
Kendati demikian, menurut dia, momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi pembelian saham.
"Kekuatan naik IHSG belum terlihat berkurang, potensi untuk melakukan kembali naik masih terlihat," katanya.
Sementara Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan inflasi yang naik 0,5 persen pada Mei masih menjadi salah satu sentimen negatif bagi saham-saham yang terkait dengan suku bunga Bank Indonesia (BI rate).
"Kenaikan inflasi memancing spekulasi bahwa BI akan menaikkan BI rate. Saham-saham yang terkait dengan suku bunga, seperti perbankan, otomotif, dan properti cenderung mengalami tekanan," kata Satrio.
Di bursa regional, indeks Bursa Hang Seng menguat 61,52 poin (0,22 persen) ke level 27.718,99; indeks Nikkei naik 70,93 poin (0,35 persen) ke level 20.541,72 dan indeks Straits Times menguat 6,95 poin (0,21 persen) ke posisi 3.356,50.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015