Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 1,62 dolar AS menjadi ditutup pada 59,64 dolar AS per barel dalam perdagangan di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk penyerahan Juli, kehilangan 1,69 dolar AS menjadi menetap pada 63,80 dolar AS per barel di perdagangan London.
Tanda-tanda bahwa produksi global belum turun jauh meskipun minyak mentah membanjir, telah menekan kedua pasar (New York dan London).
Saudi pemimpin kartel OPEC, akan bertemu di Wina pada Jumat (5/6), telah mengindikasikan tidak berencana untuk mengurangi produksinya.
Tidak ada tanda-tanda bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas kuota produksi pada pertemuan mereka pada Jumat.
Pada pertemuan Oktober tahun lalu, OPEC mempertahankan kuota produksinya sebesar 30 juta barel meskipun harga minyak anjlok. Produksi kartel pada April meningkat 18.000 barel menjadi rata-rata 30,84 juta barel per hari, menurut laporan bulanan OPEC.
Sementara itu, Iran, dikhawatirkan para pedagang, bisa menyuntikkan jutaan barel lagi per hari ke dalam pasar jika negara tersebut segera mencapai kesepakatan dalam program nuklirnya yang akan menyebabkan pencabutan sanksi internasional.
Dan Amerika Serikat masih memproduksi hampir 9,6 juta barel per hari, 1,2 juta di atas tahun lalu, meskipun ada tekanan dari harga rendah terhadap biaya tinggi pengeboran minyak serpih (shale oil).
Menurut laporan Departemen Energi AS, Rabu, pada pekan yang berakhir 29 Mei, produksi minyak mentah AS bertambah 20.000 barel menjadi 9,586 juta barel per hari.
Persediaan minyak mentah AS pekan lalu turun 1,9 juta barel menjadi 477,4 juta barel, 87,9 juta barel lebih dari setahun sebelumnya. Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS, kehilangan 980.000 barel menjadi 59,03 juta barel.
Gene McGillian dari Tradition Energy mengatakan kenaikan produksi AS "telah membangkitkan kembali kekhawatiran bahwa landasan fundamental reli ini tidak benar-benar ada. Laporan menunjukkan permintaan bensin juga turun."
"Dengan Arab Saudi mempertahankan tingkat produksi di atas 10 juta barel per hari, tingkat produksi Rusia berjalan 10 juta barel per hari, Irak mendorong produksi mereka di atas empat juta barel per hari dan AS mendekati tingkat produksi tertinggi empat dekade, kelebihan pasokan ini, menempatkan harga di posisi terendah enam tahun, masih belum diperhatikan," kata dia seperti dikutip AFP.
(Uu.A026)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015