... butuh transparansi termasuk di dalam tubuh PSSI. Ini momentum sangat baik agar terjadi reformasi besar-besaran di tubuh FIFA dan sepak bola Indonesia."

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyatakan masalah yang terjadi di FIFA saat ini karena adanya dugaan korupsi dan mundurnya Presiden FIFA Sepp Blatter merupakan momentum untuk melakukan reformasi sepak bola Indonesia.

"Beberapa bulan ke depan akan ada perubahan besar-besaran untuk menata kembali persepakbolaan Indonesia. Statuta FIFA bukan panduan sempurna yang harus ditakuti, bangsa Indonesia tidak boleh takut," kata Imam seperti dilansir tim media Kemenpora di Jakarta, Rabu.

Menpora menyatakan pemerintah Indonesia akan melakukan pembenahan terkait bantuan FIFA dalam bentuk program dan uang yang rawan disalahgunakan.

"Oleh karena itu, butuh transparansi termasuk di dalam tubuh PSSI. Ini momentum sangat baik agar terjadi reformasi besar-besaran di tubuh FIFA dan sepak bola Indonesia," kata Menpora.

Menurut dia, FIFA sebagai organisasi memiliki kelemahan secara akuntalibilitas dan transparansi terkait masalah korupsi yang telah terjadi selama bertahun-tahun.

"Korupsi di FIFA dikarenakan tidak ada lembaga yang mengawasi. Reformasi yang saat ini digulirkan kepada FIFA berasal dari tekanan pihak luar (intervensi). Mundurnya Sepp Blatter karena dia kehilangan mandat dari semua pihak seperti klub, pemain hingga suporter," kata mantan Sekjen PKB itu.

Seperti dikutip Reuters, Sepp Blatter mengundurkan diri sebagai presiden FIFA pada Selasa (2/6), empat hari setelah terpilih kembali untuk masa jabatan kelima.

Pria 79 tahun tersebut, mengumumkan keputusan itu pada konferensi pers di Zurich, enam hari setelah FBI menggerebek hotel di Zurich dan menahan tujuh pejabat FIFA.

Ia terpilih kembali setelah satu-satu rivalnya, Pangeran Ali bin Al Hussein asal Jordania, mengundurkan diri setelah mendapatkan 73 suara berbanding 133 suara milik Blatter pada putaran pertama pemungutan suara.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015