"Pemeriksaan untuk memastikan penyebab, kenapa pesawat sampai tergelincir," ujarnya kepada wartawan di sela menghadiri pembukaan Konferensi Akuntansi Internasional Airlangga 2015 di Hotel Bumi Surabaya, Rabu.
Sejumlah pihak yang akan diperiksa, kata dia, mulai dari seksi kokpit, pihak navigasi udara, hingga operator bandara setempat.
"Nanti hasilnya pasti akan diumumkan ke publik tentang penyebab tergelincirnya pesawat," tukas eks Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia tersebut.
Menurut dia, insiden tersebut secara teoritis tak akan terjadi bila semua prosedur dijalankan dengan benar, terlebih karena landasan pacunya mencukupi.
"Apabila memang dalam posisi hujan lebat, seharusnya terdapat keputusan lain untuk mengantisipasi. Apakah mau mendarat atau putar haluan dulu," kata menteri kelahiran Surabaya tersebut.
Sebelumnya, pesawat Garuda Indonesia rute penerbangan Jakarta-Makassar berpenumpang 144 orang tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin pukul 14.40 WITA yang ketika kejadian hujan turun sangat lebat.
Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan, kepada wartawan menjelaskan pesawat Boeing 737-800NG PK-GFA yang diterbangkan pilot in command Capt Nikodemus Elim, bersama Kopilot FO Ida Fiqriah saat pendaratan di landasan pacu nomor 13/13 pukul 14.40 WITA berjalan lancar, namun keluar dari landasan.
"Saat itu memang hujan sangat lebat, pendaratan aman tetapi pesawat mengalami overshot atau tergelincir, dan keluar dari landasan pacu. Bergesernya satu meter dari pinggir landasan," ucapnya.
Seluruh penumpang dan delapan kru pesawat tersebut berada dalam keadaan selamat dan keluar dari pesawat secara normal melalui tangga pesawat, yang kemudian dievakuasi menuju pintu VII bandara.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015