Kalau sudah merasakan hipoglikemia (gula darah rendah) seperti keringat dingin, pusing, atau dehidrasi seperti kulit keriput, kering, segera berbuka, jangan dipaksakan,"
Jakarta (ANTARA News) - Ahli penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD mengatakan bahwa tes gula darah perlu dilakukan bagi penyandang diabetes.
"Saya menganjurkannya untuk periksa gula darah menjelang berbuka, malam setelah tarawih, dan waktu menjelang sahur, supaya kita tahu pola gula darahnya seperti apa," kata dia, di Jakarta, Kamis.
"khususnya untuk DM tipe 1 dan DM tipe 2 yang menggunakan insulin, sehingga dosisnya bisa pas," sambung dia.
Hal tersebut, menurut dr. Pradana, dilakukan agar gula darah pasien tidak turun (ngedrop) waktu menjelang berbuka puasa, dan juga tidak terlalu tinggi setelah berbuka puasa.
Penyandang DM Tipe 1, Adrifaza Baraka (24), yang terdiagnosis diabetes sejak usia 16 tahun, juga melakukan tes darah setiap hari saat berbuka puasa.
"Cek gula darah biasanya pas mau buka puasa, sekitar jam 2, karena biasanya setelah jam makan siang gula darah turun," ujar dia.
Walaupun terdapat pro dan kontra mengenai luka yang disebabkan oleh alat tes darah saat berpuasa, Adri berpendapat hal itu dilakukan demi kesehatan.
"Yang penting kita jalani dulu, masalah diterima atau tidak itu urusan Allah," kata dia.
Lebih lanjut, agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman, Adri mengimbau diabetesi untuk mengenali sinyal-sinyal dalam tubuhnya.
"Kalau sudah merasakan hipoglikemia (gula darah rendah) seperti keringat dingin, pusing, atau dehidrasi seperti kulit keriput, kering, segera berbuka, jangan dipaksakan," ujar Adri.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015