Bandung (ANTARA News) - Presiden Konferensi Agama dan Perdamaian se-Asia Din Syamsudin mengatakan tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama, sehingga merusak dan menghilangkan nyawa orang lain adalah penyalahgunaan dan pembegalan terhadap nilai-nilai agama.
"Ini (masalah tindak kekerasan atas nama agama) yang salah satunya akan kita bahas di Konferensi Agama dan Perdamaian se-Asia hari ini," kata Din Syamsudin, usai pembukaan Pertemuan Komite Eksekutif Konferensi Agama dan Perdamaian se-Asia di Gedung Merdeka Bandung, Rabu.
Ia mengatakan, pada pertemuan tahunan tersebut juga akan dibahas tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Asia seperti dua fenomena besar kebangkitan Asia Timur dan Asia Tenggara.
"Maka apa saja peran agama yang ada di Asia untuk mengatasi itu semua," kata Din Syamsudin yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pihaknya mengaku prihatin dengan tantangan dan ancaman global yang dihadapi oleh umat beragama yakni ektremisme keagamaan menggunakan kekerasan.
"Ini semua masalah dan ancaman bagi umat manusia dan kemanusiaan maka agama harus bicara itu semua. Oleh karena itu, setelah ini akan ada seminar untuk dibahas," kata dia.
Ketika disinggung apakah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akan dibahas pada konferensi ini, Din menyatakan persoalan tersebut akan dibahas walaupun tidak secara khusus.
"Jadi walaupun itu terjadi di Timur Tengah tapi masuk ancaman global, Islam memandang kekerasan menggunakan agama itu bukan lah sikap keagamaan. Namun itu sikap yang bertentangan dengan agama," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015