London (ANTARA News) - Asosiasi Sepak Bola (FA) Yordania sedang memulai menempuh penyelidikan hukum untuk mengupayakan kandidat calon presiden FIFA Pangeran Ali bin Al Hussein bisa menggantikan Sepp Blatter tanpa perlu pemilihan untuk kedua kalinya, demikian FA negeri ini seperti dikutip Reuters  Selasa waktu setempat.

Blatter secara mengejutkan mengumumkan mundur sebagai Presiden FIFA kemarin yang hanya empat hari setelah terpilih kembali sebagai presiden FIFA untuk yang kelima kalinya.

Sebelumnya Pangeran Yordania itu tetap bertarung bersaing melawan Blatter namun dia mundur setelah mendapatkan 73 suara yang kalah dari Blatter dengan 133 suara pada pemilihan putaran pertama Jumat pekan lalu.

Wakil ketua FA Yordania Salah Sabra mengatakan kepada kantor berita Yordania Petra bahwa organisasinya sedang menyelidiki apakah dia bisa mendapatkan posisi otomatis sebagai Ketua FIFA menyusul mundurnya Blatter.

"Kami mulai menempuh penyelidikan hukum untuk mendapatkan peluang agar Pangeran Ali bisa menjadi Presiden FIFA berdasarkan fakta bahwa Blatter telah mundur dari ajang pencalonan, yang dilangsungkan Jumat lalu, dan mendapatkan pengesahan menjadi presiden," kata Sabra.

"Kasus korupsi di FIFA memang tidak dijatuhkan kepada Blatter, namun bisa memastikan kebenaran visi Pangeran Ali, bahwa dibutuhkan pemberantasan korupsi sebagai upaya memperbaiki sepak bola dunia," tambah dia.

"Pangeran Ali selama kampanye pencalonan presiden mengatakan ada banyak terjadi korupsi di FIFA yang harus diperangi, dan ini terbukti setelah Blatter mundur," katanya.

Pangeran Ali kemudian mundur dari pemilihan, namun berjanji untuk tampil pada pemilihan suara kedua jika dia didukung asosiasi-asosiasi lain.

"Saya harus bicara dengan asosiasi nasional yang lain dan melihat bagaimana mereka merasakan soal ini, saya pikir ini merupakan pukulan awal, dan tentunya, jika mereka menginginkan saya untuk melakukan itu, saya akan melakukan itu dengan pasti," katanya.

"Saya melayani sepak bola, saya mencintai olah raga yang selalu saya miliki, maka kami harus menunggu dan melihat apa yang terjadi, ini berita bagi saya dan juga bagi orang lain," tambahnya.

(A020/T004)


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015