Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 27 poin menjadi Rp13.183 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.210 per dolar AS.
"Adanya optimisme kesepakatan dana talangan utang Yunani untuk menghindari gagal bayar pinjaman pada kreditur internasional menekan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukkan bahwa kreditur Yunani hampir merampungkan draft perjanjian dengan pemerintah Yunani, itu diharapkan dapat menambah momentum baru dalam mengatasi masalah utang Yunani yang telah berlarut-larut.
Di sisi lain, lanjut dia, data inflasi zona euro juga lebih baik dari yang diperkirakan pasar. "Rebound" inflasi zona Euro itu mengangkat mata uang euro terhadap dolar AS, kondisi itu juga berimbas positif ke mata uang berkembang lainnya.
Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa data-data Amerika Serikat kurang begitu baik menambah tekanan bagi mata uang dolar AS.
"Rilis peningkatan angka klaim pengangguran Amerika Serikat yang dibarengi dengan turunnnya produk domestik bruto (PDB) menjadi sentimen negatif bagi dolar AS," katanya.
Namun, menurut dia, kenaikan rupiah masih rentan menyusul masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Tetap mewaspadai adanya potensi pembalikan arah bagi rupiah ke depannya.
"Belum adanya sentimen positif tentunya akan membuat laju mata uang rupiah rentan bergerak melemah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015