Singapura (ANTARA News) - Perusahaan peluncur satelit komersial pertama di dunia Arianespace tegaskan ambisi untuk pasar Asia Pasifik pada pameran teknologi informasi dan komunikasi internasional CommunicAsia 2015 yang berlangsung pada 2-5 Juni, di Marina Bay Sands, Singapura.
"Kemitraan terbaik kami dengan operator di wilayah Asia Pasifik terus berlangsung dengan kuat dan semakin kuat sejak kami menandatangani lima kontrak lagi sejak CommunicAsia terakhir," kata Chairman dan CEO Arianespace Stephane Israel, di Singapura, Selasa (2/6).
Wilayah Asia Pasifik terus mengembangkan solusi satelit inovatif, yang tercermin pada proyek-proyek yang didedikasikan bagi akses internet, aplikasi pengobatan jarak jauh, dan belajar jarak jauh, serta aplikasi-aplikasi lainnya untuk memantau bencana alam.
"Semakin banyak operator dengan begitu banyak prospek di wilayah ini. Pasar terus tumbuh. Maka kami memiliki ambisi untuk pasar di Asia Pasifik. Kami menawarkan solusi terbaik untuk pelanggan kami di Asia Pasifik," kata Stephane.
Hampir dua pertiga dari jumlah satelit yang dimiliki para operator di wilayah Asia Pasifik diluncurkan oleh Arianespace.
Wilayah Asia Pasifik merupakan pasar utama bagi Arianespace dimana lebih dari sepertiga bisnis global yang didapatkan oleh perusahaan diperoleh dari wilayah tersebut dan pangsa pasar untuk peluncuran komersial melebihi 60 persen.
Wilayah Asia Pasifik memberikan hampir 30 persen pendapatan perusahaan bagi peluncuran komersial dari satelit-satelit telekomunikasi geostasioner.
Arianespace telah meluncurkan 71 satelit untuk 16 operator di Asia Pasifik selama lebih dari 34 tahun, dengan 11 satelit baru yang akan diluncurkan bagi pelanggan di Australia, Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan selama beberapa tahun ke depan.
Pada tahun 2014 dan tengah tahun pertama tahun 2015, Arianespace menandatangani enam kontrak peluncuran dengan para operator di Asia Pasifik, antara lain BRIsat untuk operator BRI Indonesia, JCSAT 15 bagi operator SKY Perfect JSAT Corporation dari Jepang, Koreasat 7 untuk operator Korea Telecom Corporation Korea Selatan, dan Telkom 3S bagi operator PT Telkom Indonesia.
Sedangkan hingga Mei 2015, Arianespace telah menandatangani kontrak peluncuran dengan GEO-Kompsat 2A dan 2B bagi Korea Aerospace Research Institute, KARI.
Arianespace melaporkan pendapatan tahun 2014 sebesar 1,399 miliar euro, meningkat 41 persen dibandingkan pendapatan tahun 2013 sebesar 989 juta euro dari 11 peluncuran menggunakan tiga sistem peluncur yang dioperasikan di Guiana Space Center di Guyana Prancis, yakni enam peluncuran oleh Arianes 5, empat oleh Soyuz, dan satu oleh Vega.
Arianespace mengkonfirmasi kepemimpinan mereka di pasar peluncur pada tahun 2014 dengan menandatangani 14 kontrak peluncuran baru, termasuk sembilan untuk satelit geostasioner yang menggunakan Arianes 5. Di pasar non geostasioner, Arianespace menandatangani lima kontrak, termasuk dua kontrak yang didedikasikan untuk diluncurkan Ariane 5, satu peluncuran dengan Soyuz, dan tambahan untuk peluncuran menggunakan Vega atau Soyuz.
Pada tahun 2015, 12 peluncuran direncanakan akan dilaksanakan di CSG, enam peluncuran Ariane 5, tiga peluncuran Soyuz, dan tiga peluncuran Vega.
Pewarta: Monalisa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015