Malang (ANTARA News) - Umat Buddha di wilayah Malang raya menggalang dana bagi Muslim Rohingya, Myanmar, bahkan seluruh umat Buddha diminta untuk prihatin dan peduli akan nasib Muslim Myanmar tersebut.
Ketua Padepokan Dhammadipa Arama Batu-Malang, Bikkhu Khantidharo, Jatim, di Malang, Selasa mengatakan padepokan yang dipimpinnya itu juga telah membuat pernyataan sikap bersama Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah (MTDHK) yang akan dikirimkan ke Kedutaan Besar Myanmar.
"Kami seluruh umat Buddha sangat prihatin atas kekejaman yang menimpa umat Muslim di Myanmar. Dalam pernyataan sikap yang akan kami kirimkan ke kedutaan itu, kami juga minta agar Myanmar segera menghentikan kekerasan tersebut," katanya di sela pawai memperingati Hari Raya Waisak.
Selain ditujukan untuk Kedutaan Myanmar, pihaknya juga mengimbau agar umat Buddha dan seluruh vihara yang ada di Batu dan Malang memasang spanduk "Save Rohingya" dan menggalang dana untuk disumbangkan pada pengungsi Rohingya.
"Kami mengajak seluruh umat di Tanah Air ini untuk membuka mata atas kondisi umat Muslim Rohingya sebagai toleransi kepada sesama saudara. Umat manusia di dunia ini adalah bersaudara, sehingga kita semua harus bahu membahu menggalang bantuan dan dana jika ada saudara kita yang kesusahan," ujarnya.
Sementara itu, umat Buddha di wilayah Kabupaten Malang dan sekitarnya merayakan Hari Raya Waisak di Candi Sumberawan di Kecamatan Singosari, termasuk warga di kawasan lereng Gunung Bromo.
Perayaan Waisak di Candi Sumberawan diawali dengan ritual Pradaksina atau mengitari Candi Sumberawan sebanyak tiga kali. Selanjutnya, umat menyalakan lilin panca warna sebelum memasuki acara Puja Bhakti Waisak.
Setiap perayaan Waisak, Candi Sumberawan selalu dibanjiri ratusan umat Budha yang melakukan ritual Pradaksina.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015