Banda Aceh (ANTARA News) - Kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Tengah di Takengon, Senin dinihari (1/1), ludes terbakar berikut seluruh dokumen pemilihan bupati/wakil bupati dan gubernur/wakil gubernur Nangroe Aceh Darussalam hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) belum lama ini. Kapolres Aceh Tengah, AKBP Yohanes M. Noor kepada wartawan di Takengon, membenarkan Kantor KIP Aceh Tengah terbakar sekitar pukul 04.00 WIB dan seluruh isi kantor termasuk dokumen Pilkada ludes dilalap api. Ketika ditanya apakah penyebab kebakaran tersebut, ia menyatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan penyebab musibah tersebut. "Saya belum berani mengatakan kantor KIP itu terbakar atau dibakar. Untuk sementara saya sebutkan terbakar. Kita tunggu hasil pemeriksaan tim Puslabor dari Sumut, yang sudah berangkat ke sini," sebutnya. Menurut Kapolres, pihaknya sedang meminta keterangan dari empat petugas kepolisian yang menjaga kantor KIP. "Saya tidak berani menganalisa yang macam-macam, apalagi dikaitkan dengan ekses dari Pilkada. Saya berharap masyarakat tidak berspekulasi tentang penyebab kebakaran," sebut Kapolres. Menurutnya, api di belakang kediaman Kapolres itu, diperkirakan muncul sekitar jam 4 pagi kurang sedikit. "Ketika itu saya baru mau tidur," sebutnya. Memang ada terdengar ledakan kecil dan kemudian disertai api yang membesar di kantor KIP yang hampir bertemu dinding dengan bagian dapur kediaman Kapolres. "Semuanya sedang kita pelajari, saya tidak mau persoalan ini nanti dipolitisir," sebut Kapolres. Tim puslabor dari Polda Sumut, sedang menuju ke Takengon. "Kalau tidak ada perubahan tim ini terdiri dari AKP. Ali, AKP, Khadafi dan T.M. Nur, akan tiba Senin sore ini, setelah ada hasilnya baru kita dapat berikan keterangan," jelasnya. "Bisa jadi karena arus pendek, atau yang lainnya. Kebetulan kantor KIP, ya jadi perhatian, apalagi ada penolakan hasil Pilkada, bisa menimbulkan macam-macam penafsiran. Yang jelas untuk sementara ini terbakar," jelasnya. Kobaran api yang melalap kantor dari kayu itu, peninggalan Belanda, baru dapat dipadamkan sekitar jam 08.00 pagi. Sebelumnya api sudah mengecil namun kepulan asapnya masih terlihat, sebut Kapolres, yang juga terpaksa menjebol dinding dapurnya, karena dijalari api. Terbakarnya kantor KIP telah memunculkan beragam penafsiran. Apalagi ada yang mengkaitkan Ketua KIP Aceh Tengah dan personil lainnya, sudah 10 hari tidak berada di tempat. Tujuh pasangan calon bupati/wakil bupati yang mengetahui kantor KIP terbakar, langsung mengadakan pertemuan di Kantor Golkar Aceh Tengah dan menyatakan sikap, turut berduka cita atas terbakarnya kantor KIP. "Kami merasa dirugikan dengan terbakarnya kantor KIP. Kami minta Bapak Kapolres menuntaskan persoalan ini," sebut Syukur Kobath, salah seorang dari tujuh kandidat calon bupati Aceh Tengah, ketika mereka menemui Kapolres. "Patut diduga ini dibakar, karena selain dijaga petugas dari kepolisian dan pamong praja, di kantor KIP tersimpang sejumlah dokumen yang akan sama-sama diteliti tentang adanya kecurangan dalam Pilkada. Dari dulu aman, kenapa ketika kami mau menegakkan kebenaran justru kantor ini terbakar atau dibakar," sebut Syukur. Mendapat laporan delegasi tujuh pasang calon bupati Aceh Tengah tersebut, Kapolres, menyebutkan, tanpa diminta tanggung jawab itu adalah tugasnya. "Namun saya belum berani menyebutkan bagaimana, tunggu hasil tim Puslabor, baru kita bersikap," sebut Yohanes M. Noor. Kepada Kapolres ke tujuh pasang calon bupati itu menjelaskan, rencana mereka, Selasa (2/1) akan menduduki kantor KIP karena pada hari itu diumumkan hasil Pilkada. "Bagaimana mau duduk, kantornya sudah dibakar. Kami akan melakukan aksi turut berduka cita, atas matinya demokrasi dan kejujuran di Aceh Tengah," sebut Mahreje. Sebelum terbakarnya kantor KIP Aceh Tengah, suasana malam di kota dingin itu menjelang detik-detik masuknya tahun baru 2007, terdengar bunyi ledakan senjata. Letusan senjata itu sahut menyahut hampir satu jam. Kapolres selaku pengaman Kantibmas, mengakui dirinya belum tidur hingga mereka bubar sekitar pukul 03.30. Saat akan merebahkan tubuhnya dipembaringan, dia dikagetkan dengan teriakan kebakaran. Pagi harinya, Muspida Aceh Tengah yang mengadakan pertemuan di ruang Kapolres memberikan laporan pada pimpinan mereka, kemudian dilanjutkan dengan melihat lokasi. Namun Muspida dan pihak lain tidak diizinkan Kapolres masuk ke line yang sudah diamankan. "Kalau mau lihat dari luar aja, tunggu tim Puslabbor. TKP tidak boleh diutak-atik," sebut Kapolres yang meminta Pers mengambil foto untuk keluar dari TKP. Kantor KIP Aceh Tengah yang berada di Jln. Lebe Kadir yang berada dipersimpangan Kantor Bupati dan Kantor Polres Aceh Tengah itu akhir-akhir ini sering didatangi oleh massa pendukung calon bupati/wakil bupati yang kalah. Sementara itu, Ketua KIP NAD, Jafar yag dihubungi membenarkan musibah itu, namun ia menyatakan bahwa Kantor KIP Aceh Tengah telah dibakar oleh orang tak dikenal. "Saya mendapat pesan SMS dari pejabat di Aceh bahwa kantor KIP di Aceh Tengah dibakar OTK," ujarnya. Jafar menyatakan, sejak tangal 20 desember 2006 telah terjadi kebangkaan ang mengakibatkan Kantor KIP Aceh Tengah sering didemo oleh pendukung pasangan calon yang kalah, dan akhirnya pada 24 Desember lalu anggota KIP Aceh Tengah disandera massa dan didesak untuk menandatangani bahwa KIP Aceh menyetujui Pilkada ulang. Ketua KIP Aceh Tengah, Abdullah Ahmad menghubungi KIP NAD tentag masalah tuntutan masyarakat tersebut. "Saya katakan bahwa Pilkada ulang tidak bisa, dan akhirnya anggota KIP Aceh Tengah mengungsi ke Banda Aceh dengan membawa dokumen hasil penghitungan suara Pilkada," katanya. Dikatakan, meskipun dokumen di Kantor KIP Aceh Tengah sudah ludes terbakar namun dokumen hasil penghitungan suara masih ada, karena dibawa oleh Ketua KIP Aceh Tengah ke Banda Aceh. Meskipun kantor sudah terbakar, KIP Aceh Tengah harus mengumumkan hasil penghitungan suara paling lambat pada Selasa (2/12), sesuai amanah qanun (pertauran daerah) tentang Pilkada.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007