... terpaksa kembali dan saat malam tiba kapal itu berada sekitar lima sampai delapan mil laut dari Aden...
Aden, Yaman (ANTARA News) - Satu kapal sewaan PBB berisi bantuan kemanusiaan untuk Yaman menjadi sasaran penembakan saat mendekati pelabuhan utama kawasan selatan di Aden, Minggu, kata seorang pejabat.
Pejabat pemerintah provinsi, yang berbicara dengan syarat anonim, menyalahkan pemberontak Syiah Huthi yang menguasai beberapa kawasan di kota kedua Yaman itu karena tidak mengizinkan kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Aden, yang dikendalikan pejuang pro-pemerintah.
"Kelompok Huthi menembak ke kapal yang disewa PBB yang membawa 7.000 ton makanan... saat kapal itu berada dalam jarak beberapa mil laut dari pelabuhan Aden," kata pejabat itu, yang menambahkan bahwa kapal itu sendiri tidak membalas.
"Kapal itu terpaksa kembali dan saat malam tiba kapal itu berada sekitar lima sampai delapan mil laut dari Aden," tambahnya.
Menurut pejabat itu, kapal tersebut berangkat dari Djibouti, yang digunakan Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai hub untuk bantuan kemanusiaan menuju Yaman.
Insiden ini telah dikonfirmasi oleh seorang pejabat pelabuhan, yang juga menolak untuk disebutkan namanya.
"Kelompok Huthi melepaskan tembakan yang memaksa kapal untuk kembali saat mendekati pelabuhan," kata pejabat pelabuhan.
Dia menuduh pemberontak "memaksakan blokade pangan di wilayah Aden yang berada di bawah kendali Komite Perlawanan Rakyat", yang merupakan gabungan pejuang pro-pemerintah, suku Sunni dan separatis selatan.
Arab Saudi telah memimpin perang udara sejak 26 Maret yang mentarget kelompok Huthi --pemberontak Syiah di Yaman-- yang didukung Iran serta pasukan sekutu yang setia kepada mantan pemimpin Ali Abdullah Saleh, dalam upaya untuk mengembalikan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang didukung Perserikatan Bangsa Bangsa ke tampuk kepemimpinan.
Bentrokan juga berkobar di lapangan antara pemberontak, yang merebut ibukota Sanaa tahun lalu, dan milisi lokal yang memeranginya, terutama di Yaman selatan.
Konflik Yaman telah menewaskan hampir 2.000 orang dan melukai 8.000, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015