"Ini adalah pertama kalinya ultramaraton digelar di Provinsi Riau. Selain menjadi ajang uji kemampuan kita sendiri, ultramaraton Pekanbaru-Pelalawan juga menjadi ajang pembelajaran dari segi pelaksanaan karena ke depannya LibuRun akan coba menggelar lomba lari yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak pelari," Ketua Komunitas LibuRun, Hendra Pratama, kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Komunitas yang berdiri sejak tahun 2014 ini terus berkembang, dan kini sudah memiliki sekitar 160 anggota. Mereka datang dari beragam latar belakang, ada yang sehari-hari berprofesi dokter, wirausaha, polisi, wartawan, ibu rumah tangga hingga mahasiswa serta pelajar. Ajang ultramaraton, merupakan lomba lari jarak jauh yang jarak tempuhnya melebihi maraton yang biasanya menempuh rute sejauh 42,195 kilometer.
Menurut Hendra, ini merupakan tantangan bagi anggota komunitas LibuRun, yang sebelumnya juga telah mempopulerkan lari malam lewat program "tuesday and friday night run" serta lari di lintasan tanah melalui hutan atau "trail run".
"Ultramaraton ini membawa semangat tersendiri untuk teman-teman di LibuRun karena jadi sesuatu yang baru dan menantang," ujarnya.
Menurut dia, untuk tantangan kali ini ada 47 anggota menyatakan siap, sedangkan sisanya akan berpartisipasi sebagai panitia dan penyemangat. Hendra mengatakan kegiatan yang mengusung tema "Respect The Runners" itu terselenggaran dengan dana swadaya para anggota sendiri.
"Kami mengusung tema Respect The Runners karena selama masih banyak pelari, khususnya pelari perempuan, mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan saat berlari di jalan raya seperti mendapat penghinaan, cemooh, dan yang paling berbahaya adalah dari pengendara yang tidak mau berbagi jalan," katanya.
Mengenai teknis lomba, Hendra menjelaskan ada dua rute yang bisa ditempuh pesar dengan jarak yang berbeda-beda. Pertama adalah rute 55 kilometer penuh dengan garis start di dJalan Diponegoro, Pekanbaru. Para peserta akan mulai berlari jelang tengah malam pada 6 Juni.
Pelari akan melalui jalan raya Pekanbaru-Pelalawan di tengah gelap malam. Panitia sudah menetapkan beberapa lokasi pos pemeriksaan (checkpoint) yang masing-masing berjarak sejauh 10 kilometer, diantaranya seperti di gerai Indomaret Jalan Sepakat, SPBE PT Awal Bros dan kantor Polsek Sei Kijang.
Kemudian, saat memasuki kilomter 34 para pelari bertemu dengan peserta yang memilih rute kedua dengan jarak tempuh 21 kilometer yang start dari Simpang Langgam, Kabupaten Pelalawan.
"Garis finish akan berada di Kota Pangkalan Kerinci, Pelalawan," kata Hendra.
Meski ultramaraton merupakan kegiatan internal, lanjutnya, panitia LibuRun tetap mengedepankan aspek keamanan selama di perjalanan. Karena itu, panitia bekerjasama dengan Polres Pelalawan untuk pengamanan rute dan Puskesmas Sei Kijang menjamin kesehatan peserta. Selain itu, panitia juga mengerahkan tiga mobil pemandu bagi pelari, satu unit ambulans lengkap dengan tim medis, serta pos air minum (water station) di mobil khusus yang mengikuti pelari saat lomba berlangsung.
"Selain itu, tentu saja kami sudah menyiapkan medali dan baju khusus untuk pelari yang berhasil mencapai garis finish," pungkas Hendra.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015