Samarinda, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Bandar Udara (Bandara) Maratua di lokasi wisata kepulauan terluar Indonesia, yakni Pulau Maratua, Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo bersama 18 bandara lain di Indonesia.

"Terdapat 18 bandara di Indonesia yang akan diresmikan Bapak Presiden, tetapi kami belum mendapat info pastinya, kapan dan dimana presiden akan meresmikan 18 bandara itu secara simbolis," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, Zairin Zain, di Samarinda, Senin.


Salah satu lapangan terbang yang sangat potensial untuk difungsikan kembali adalah Pangkalan Udara Morotai, di Maluku Utara. Pada masa Perang Dunia II, lapangan terbang dengan tujuh landas pacu sejajar itu sangat strategis dan vital sehingga diperebutkan pasukan Sekutu ataupun Jepang di Theater Pasifik.


Kini kondisi lapangan terbang yang dibangun di atas karang --sehingga secara konstruksi sudah sangat kokoh-- itu cukup terbengkalai, padahal dia saksi penting sejarah Perang Dunia II selain dapat difungsikan menjadi simpul utama ekonomi dan pariwisata kawasan timur Indonesia.


Dar Morotai, pesawat-pesawat tempur Sekutu dapat menjangkau Pasifik Barat secara mudah.

Meskipun tempat dan waktu peresmian secara simbolis oleh presiden belum diketahui pasti, lanjut dia, namun untuk peresmian Bandara Maratua oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, akan dilakukan di Maratua pada Desember 2015.

Dalam pembangunan Bandara Maratua yang sudah dimulai sejak 2011 tersebut, total APBD Provinsi Kaltim telah memberikan dana senilai Rp100 miliar, kemudian dari pemerintah pusat melalui APBN memberikan bantuan keuangan senilai Rp40 miliar.

Sedangkan peran Pemkab Berau adalah menyiapkan lahan dan melakukan pembangunan akses ke perkampungan setempat, sehingga sinergi dari daerah dan pusat tersebut dapat mempercepat pembangunannya.

Bandara Maratua memiliki landasan pacu sepanjang 1.400 meter. Saat ini untuk rencana operasionalnya akan menggunakan gedung lama miliki Pemkab Berau untuk dijadikan terminal. Sambil operasionalnya bandara, maka terminal tetap dibangun agar menjadi representatif.

"Pada pembangunan apron dan landasan pacu mendapat pendanaan dari APBN dan APBD Provinsi Kaltim, sedangkan untuk pembangunan terminal kedatangan dan keberangkatan diusulkan mendapat pembiayaan dari APBN," ujarnya.

Bandara Maratua dibangun memiliki beberapa tujuan, seperti untuk menjaga keutuhan Indonesia karena bandara tersebut terletak di pulau terluar.


Tujuan lain untuk memperlancar arus masuk wisatawan lokal maupun mancanegara karena di kepulauan itu terdapat sejumlah objek wisata menarik, terutama alam bawah laut.

Bandara tersebut akan bisa didarati pesawat turboprop sekelas ATR berkapasitas 40 penumpang maupun pesawat C-130 Hercules TNI AU, sehingga keberadaannya dapat berfungsi sebagai pertahanan terluar, sekaligus untuk menjaga kedaulatan Indonesia.

Selama ini, wisatawan yang ingin menikmati keindahan wisata bahari di kepulauan Derawan, harus menggunakan speed boat dengan waktu tempuh cukup lama, tetapi dengan adanya bandara tersebut, diharapkan kunjungan wisatawan lebih banyak karena waktu tempuhnya lebih singkat.

Keberadaan Bandara Maratua juga diyakini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, karena dengan banyaknya wistawan, maka warga Maratua akan mampu memanfaatkannya untuk membuka usaha ekonomi produktif, baik menawarkan barang dagangan maupun menyediakan jasa.

Pewarta: M Ghofar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015