Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak naik 13 poin menjadi Rp13.211 per dolar AS dari posisi terakhir pekan lalu Rp13.224 per dolar AS.
"Rupiah diuntungkan oleh kembali memburuknya angka produk domestik bruto Amerika Serikat pada kuartal I 2015 yang direvisi turun ke minus 0,7 persen dari 0,2 persen secara tahunan," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Selanjutnya, ia mengatakan, fokus pelaku pasar akan tertuju pada data manufaktur Tiongkok yang diperkirakan membaik.
Revisi Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat dan ekspektasi membaiknya data-data manufaktur Tiongkok berpeluang melemahkan dolar AS di pasar Asia.
Di domestik, ia menjelaskan, para pelaku pasar sedang menunggu pengumuman data manufaktur dan inflasi, yang diharapkan positif.
Jika data-data ekonomi dalam negeri memburuk, ia melanjutkan, maka sentimen positif dari revisi PDB Amerika Serikat bisa terhapus dan nilai tukar rupiah bisa tertekan dalam perdagangan hari ini.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan melemahnya PDB Amerika Serikat dapat menaikkan harapan pelaku pasar uang di negara berkembang bahwa negara itu tidak akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat sehingga mata uangnya berada di area negatif.
"Tentunya kita berharap penguatan rupiah dapat berlanjut dengan munculnya sentimen-sentimen positif terutama dari dalam negeri," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015