Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp13.189 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.199 per dolar AS.
"Faktor teknikal mendorong mata uang rupiah mengalami penguatan setelah dalam beberapa hari terakhir ini tertekan terhadap dolar AS. Hal sama juga terjadi pada mayoritas mata uang dunia," ujar Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, dalam jangka pendek dan menengah ini, mata uang rupiah bergerak dalam fase konsolidasi menjelang akan dinaikannya suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) pada 2015.
Dari dalam negeri, lanjut dia, Badan Pusat Statistik yang sedianya akan merilis data ekonomi pada Senin (1/6) diekspektasikan masih membaik.
Diperkirakan inflasi Mei 2015 masih lebih rendah dibandingkan pencapaian pada April yang sebesar 0,36 persen.
"Pemerintah cukup baik dalam menjaga harga bahan pokok selama ini sehingga inflasi masih terjaga dalam kisaran rendah. Namun diperkirakan sentimen inflasi itu hanya bersifat jangka pendek," ucapnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data klaim pengangguran Amerika Serikat yang menunjukkan jumlah klaim bertambah menjadi salah satu penekan mata uang dolar AS.
"Kenaikan jumlah klaim pengangguran itu berpotensi mendorong mundur waktu bank sentral AS untuk menaikan suku bunganya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.211 dibandingkan Kamis (28/5) Rp13.205.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015