Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 30 poin menjadi Rp13.193 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.223 per dolar AS.
"Meski sentimen dari the Fed mengenai kenaikan suku bunga pada tahun ini masih cukup kuat, namun kenaikannya diperkirakan tidak akan terlalu ekstrim sehingga membuat laju dolar AS menjadi terbatas dengan potensi pelemahan," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Di sisi lain, lanjut dia, sebagian pelaku pasar mengekspektasikan bahwa masalah utang Yunani akan segera terselesaikan seiring dengan akan dibuatnya draft perjanjian untuk bantuan kepada Yunani, situasi itu memberikan amunisi yang cukup positif bagi laju mata uang euro sehingga berdampak pada rupiah.
"Laju rupiah mampu memanfaatkan sentimen yang ada untuk bergerak naik. Diharapkan penguatan rupiah ini dapat berlanjut," katanya.
Dari dalam negeri, beberapa proyek infrastruktur telah melakukan "ground breaking" (peletakan batu pertama), situasi itu dapat mendorong perekonomian tumbuh dan dapat menjadi salah satu penopang mata uang rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data klaim pengangguran Amerika Serikat yang menunjukkan jumlah klaim bertambah menjadi salah satu penekan mata uang dolar AS.
"Kenaikan jumlah klaim pengangguran itu berpotensi mendorong mundur ekspektasi waktu kenaikan suku bunga oleh the Fed," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015