Manado (ANTARA News) - Deputi Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Yusnang mengatakan pihaknya terus meningkatkan sosialisasi keaslian uang rupiah sehingga masyarakat semakin paham dan tidak mudah tertipu dengan uang palsu.
"Kami terus melakukan sosialisasi keaslian rupiah baik di 15 kabupaten dan kota di Sulut yang sudah terjadwal, dan di sejumlah pasar tradisional, swalayan maupun di perumahan padat penduduk," kata Yusnang, di Manado, Kamis.
Yusnang mengatakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut rutin melaksanakan desiminasi kebanksentralan dan sosialisasi ciri uang rupiah.
Dia menjelaskan, ciri-ciri keaslian uang rupiah bisa dilihat melalui bahan yang digunakan, desain dan ukuran, serta tekni cetak. Selain itu, katanya, untuk mengenali uang bisa dilakukan dengan cara dilihat dari warna, benang pengaman, optical variable ink (OVI), cetak pelangi (rainbow printing).
Cara lainnya dengan diterawang karena pada setiap uang terdapat tanda air (watermark) yaitu suatu gambar tertentu ayng akan terlibat bila diterawangkan ke arah cahaya, umumnya berupa gambar pahlawan.
Dia menjelaskan motif pemalsuan uang selama ini dilakukan melalui bahan dan teknik cetak.
Penanggulangan preventif bisa dilakukan degnan cara memasyaratkan ciri keaslian uang, meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, meningkatkan kerjasama antara instansi terkait, meningkatkan kerjasama internasional, sedangkan untuk penangggulangan represif bisa dilakukan dengan menangkap dan menghukum pembuat dan pengedar uang palsu.
Selain menjelaskan tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah, BI memaparkan tentang kelembagaan dan kebanksentralan BI, diantaranya hubungan kelembagaan, visi dan misi, struktur organisasi.
Pewarta: Jootje Kumajas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015