Jakarta (ANTARA News) - Sektor transportasi Indonesia memerlukan banyak perbaikan, baik itu internal maupun eksternal, dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi hingga akhir 2006, termasuk tenggelamnya Kapal Motor Senopati. "Perbaikan internal berupa penyediaan alat angkutan yang aman, sedangkan eksternal perbaikan pejabat terkait seperti pihak pemeriksa, kepala depo atau kepala bengkel harus ditingkatkan kinerjanya sesuai prosedur," kata pengamat transportasi Hendro Wiyono di Jakarta, Senin. Ia menjelaskan para pejabat terkait jangan asal Acc atau memberikan persetujuan tanpa pengecekan, misalnya saat ini masih ditemui pemeriksaan kondisi alat angkutan tidak sesuai prosedur, karena tidak laik atau penumpang yang melebihi kapasitas. "Kalau ada kecelakaan, ada penumpang yang tidak terdaftar. Jumlah penumpang yang dilaporkan lebih sedikit dari mereka yang terdaftar," katanya. Namun, untuk kasus yang terjadi pada KM Senopati, Hendro menjelaskan lebih dikarenakan kenekadan dari nahkoda atau pihak kapal yang tetap berangkat meski kondisi alam tidak memungkinkan. "Sekelas Senopati dengan hantaman ombak empat meter pasti akan terbalik, apalagi ombak datang dari samping. Kalau ombak datang dari depan atau belakang masih bisa terselamatkan, tapi jika dari samping membuat kapal terguling dan tenggelam," katanya. Menurut Hendro, acapkali ada keengganan dari nahkoda atau kapal untuk mengecek ramalan cuaca. Padahal ramalan cuaca dapat diakses secara gratis. "Meskipun sekarang terang benderang, bisa saja satu jam kemudian ada badai dan itu dapat diketahui dari ramalan dari citra satelit," katanya. Hendro juga menyayangkan, masih adanya sistem jual beli kelaikan, sehingga menimbulkan kecelakaan, seperti lokomotif mogok, kereta anjlok, pesawat tergelincir, penumpang tenggelam karena kurangnya alat pelampung. Karena itu, Hendro menegaskan, dalam sistem transportasi perlu dilakukan perbaikan disesuaikan dengan prosedur dan persyaratan yang ada diikuti dengan pemberantasan pungutan liar (pungli). "Jika pungli dan pelanggaran prosedur dapat dikikis, maka angkutan transportasi kita akan membaik," demikian Hendro. Sebelumnya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan penyebab sementara tenggelamnya Kapal Motor (KM) Senopati Nusantara di sekitar perairan Pulau Mandalika, Kabupaten Jepara, Sabtu dinihari (30/12), adalah cuaca buruk disertai tingginya gelombang. KNKT telah mengirimkan dua tim kecil untuk menyelidiki sebab musabab tengelamnya kapal milik PT Prima Vista tersebut dan belum ditemukan adanya pelanggaran atau kelalaian yang dilakukan oleh KM Senopati yang mengangkut 542 penumpang, 57 awak kapal, dan 29 pengemudi bus dan truk tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007