Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta pekan ini diperkirakan akan terus menguat hingga di bawah level Rp9.000 per dolar AS, karena pelaku lokal berspekulasi beli mata uang lokal itu. Pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, akhir pekan lalu mengatakan faktor utama kenaikan rupiah ini sebenarnya hanya digerakkan oleh sebagian kecil pelaku yang mencoba berspekulasi membeli rupiah dalam jumlah kecil, sementara sebagian besar pelaku sudah meninggalkan pasar untuk liburan panjang akhir tahun ini. Pelaku pasar, menurut dia, sampai akhir pekan lalu masih membeli rupiah sehingga mendorong mata uang lokal itu terus menguat. Selain itu, penguatan rupiah juga mengikuti tren membaiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) di pasar modal yang saat ini telah menembus level 1.800 poin. "Kami optimistik rupiah akan bisa menembus level Rp9.000 per dolar AS, apabila kondisi pasar seperti ini terus terjadi," katanya. Rupiah, lanjutnya, kadang sulit ditebak, apabila ada isu positif yang seharusnya menguat justru merosot, begitu pula sebaliknya bila ada isu negatif rupiah justru menguat. Ia memberi contoh, "kejutan" kebijakan devisa Thailand yang terjadi baru-baru ini mengakibatkan rupiah merosot tajam hingga mendekati level Rp9.200 per dolar AS dari Rp9.075, sedangkan baht Thailand sendiri malah hanya turun tipis, dan hari berikutnya kembali menguat. "Karena itu, rupiah sulit diprediksi dalam jangka panjang. Mata uang itu bisa juga menjadi 'anomali' bergerak naik atau turun tanpa isu," ucapnya. Farial Anwar lebih lanjut mengemukakan rupiah pada semester pertama 2007 diperkirakan akan bisa berkisar antara Rp8.700 sampai Rp9.000 per dolar AS. Karena pada tahun itu merupakan momentum yang paling baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia yang memicu rupiah berada dalam kisaran tersebut, katanya. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan diperkirakan naik cukup besar, meski belum didukung oleh sektor riil, sehingga belum dapat menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat banyak. (*)

Copyright © ANTARA 2007