Sebagai pihak sponsor, kami mengharapkan FIFA mengambil langkah cepatNew York/Berlin (ANTARA News) - Visa Inc telah berkata kepada FIFA bahwa pihaknya bisa saja menghentikan mensponsori badan sepak bola dunia itu jika tidak mengambil langkah cepat dalam memulihkan reputasi sepak bola setelah para pejabat senior FIFA ditangkap karena sangkaan suap dan korupsi.
Pernyataan dari Visa yang menjadi mitra FIFA pada 2007 dan belum lama ini memperpanjang hubungannya sampai 2022, sejauh ini adalah sponsor yang paling tajam mengeluarkan pernyataan keprihatinannya pada skandal yang menggulung olah raga paling populer di dunia itu.
"Kekecewaan dan keprihatinan kami kepada FIFA menyangkut perkembangan hari ini adalah mendalam. Sebagai pihak sponsor, kami mengharapkan FIFA mengambil langkah cepat dan segera dalam mengatasi masalah-masalah di dalam organisasinya," kata perusahaan penerbit kartu kredit dan kartu debit terbesar di dunia itu.
"Langkah ini dimulai dari membangun kembali budaya dengan praktik etik yang kuat. Jika FIFA gagal melakukan hal ini, kami telah memberi tahu mereka bahwa kami akan meninjau kembali kesponsoran kami," kata Visa.
Rabu waktu AS para jaksa negeri ini menyampaikan dakwaan yang menuduh sembilan pejabat FIFA dan lima eksekutif media dan promosi olah raga melakukan penyuapan yang melibatkan lebih dari 150 juta dolar AS selama 24 tahun.
Dakwaan itu juga mengatakan bahwa pada 1996, sebuah perusahaan olah raga global, yang tidak disebutkan namanya dalam dokumen pengadilan, setuju membayar 160 juta dolar AS selama 10 tahun untuk menjadi pemasok eksklusif sepatu, seragam, aksesoris, dan perlengkapan timnas Brasil.
Namun yang jelas sejauh ini hanya Nike Inc yang dikenal menjadi sponsor timnas Brasil.
Dakwaan itu menyatakan perusahaan itu menyepakati syarat-syarat finansial, bukan pada kontrak perdana yang termasuk pembayaran tambahan 40 juta dolar AS dalam bentuk "fee pemasaran" kepada sebuah afiliasi agen pemasaran tim yang memiliki sebuah rekening bank Swiss.
Jaksa Agung AS Loretta Lynch menolak mengomentari apakah ada kelayakan untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki hak memasarkan dan apakah mereka juga diinvestigasi.
Namun Lynch menyatakan "investigasi berlanjut dan menyangkut semua aspek."
Dia menolak mengomentari apakah salah satu perusahaan itu Nike.
Nike sendiri kemudian mengeluarkan pernyataan, "Sebagaimana para penggemar di mana saja, kami peduli sepenuh hati kepada olah raga ini dan prihatin oleh sangkaan-sangkaan yang sangat serius ini."
"Nike mempercayai etika dan fair play baik dalam bisnis maupun olah raga dan sangat menentang segala bentuk manipulasi atau suap. Kami telah kooperatif dan akan terus demikian, dengan pihak berwenang," kata Nike seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015