Warsawa (ANTARA News) - Pemilihan Presiden FIFA seharusnya ditunda setelah badan sepak bola dunia itu terlibat dalam dua gelombang korupsi, seru badan sepak bola Eropa UEFA seperti dikutip AFP.
"UEFA yakin bahwa Kongres FIFA harus ditunda dan bahwa pemilihan presiden (FIFA) harus diadakan dalam waktu enam bulan (ke depan)," kata Sekretaris Jenderal UEFA Gianni Infantino, yang berbicara setelah Komite Eksekutif UEFA mengadakan rapat luar biasa di Warsawa menjelang final Liga Europa.
Kongres FIFA sendiri mulai Kamis ini, sedangkan pemilihan presiden FIFA akan diadakan keesokan harinya, Jumat.
Calon inkumben Sepp Blatter akan manghadapi hanya seorang penantang, yakni Pangeran Ali bin al Hussein dari Yordania.
Infantino, yang punya atasan legenda sepak bola Prancis Michel Platini yang menjadi kritikus vokal Blatter dan pekan lalu sudah berikrar untuk mendukung Pangeran Ali, mengatakan Dewan Eksekutif UEFA yakin FIFA sangat membutuhkan kepemimpinan segar yang mampu memulai reformasi.
"Kejadian hari ini adalah bencana bagi FIFA dan menodai citra sepak bola secara keseluruhan," kata Infantino.
"UEFA sangat terkejut dan bersedih karena itu. Kejadian itu menunjukkan, sekali lagi, bahwa korupsi telah sangat mengakar dalam budaya FIFA. Ada kebutuhan untuk seluruh FIFA untuk di-reboot (ditata ulang) dan untuk reformasi sejati yang mesti dilakukan.
"Kongres FIFA mendatang berisiko berubah menjadi lelucon dan oleh karena itu asosiasi-asosiasi sepak bola Eropa mesti hati-hati mempertimbangkan jika mereka harus menghadiri kongres ini dan mewaspadai sistem yang jika tidak dihentikan, akhirnya akan membunuh sepak bola."
Asosiasi-asosiasi UEFA akan bertemu di Zurich Kamis pagi waktu setempat menjelang dimulainya Kongres FIFA.
FIFA dan dunia sepak bola benar-benar terguncang Rabu pagi buta ketika polisi Swiss menahan sejumlah pejabat teras FIFA.
Tujuh orang ditahan pada penggerebekan pagi-pagi buta di sebuah hotel mewah di Zurich dan kini menunggu dideportasi ke Amerika Serikat atas tuduhan menerima lebih dari 150 juta dolar AS uang suap.
Pada perkembangan terpisah, polisi Swiss menggeledah markas besar FIFA dengan menyita dokumen-dokumen penyelidikan yang berkaitan dengan penganugerahan ketuanrumahan Piala Dunia 2018 dan 2020, kata Kejaksaan Agung Swiss seperti dikutip AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015