"Ukuran (penis) optimal penting, namun bukan segalanya," kata dia di Jakarta, Rabu.
"Jangan pernah pakai standar orang lain, karena sangat personal. Kalau optimal tetapi diameternya kecil tetapi manuvernya oke, why not. Kembali ke berfungsi apa tidak," tambah dia. Hal senada disampaikan, spesialis andrologi, dr. Heru H. Oentoeng, M. Repro, Sp.And, FIAS, FECSM.
Menurut dia, semakin besar ukuran penis belum tentu bagus untuk kualitas hubungan suami istri. "Ukuran yang optimal dan hardnessnya bagus bisa sangat memuaskan. Semakin besar (ukuran penis) belum tentu semakin bagus," kata dia.
Oentoeng mengatakan, bahkan pada sejumlah kasus, ukuran penis yang terlalu besar bisa berdampak buruk bagi hubungan. "Penis terlalu besar, sementara ukuran vagina kecil, ya vagina robek. Kalau robek, bisa menimbulkan infeksi dan trauma. Jadi jangan langsung senang kalau ukuran penisnya besar," kata dia.
Menurut dia, ketimbang ukuran, ereksi optimal jauh lebih penting, yakni keras dan tegang seluruhnya, seperti timun.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015