Semarang (ANTARA News) - Pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan atau Cikapali sudah tentu disambut baik bagi masyarakat, khususnya yang sering memanfaatkan jalur Pantura Pulau Jawa --dari Jakarta-- saat berpegian menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur bahkan hingga Bali atau sebaliknya.

Kemacetan panjang yang begitu menyiksa saat melintas jalur Pantura, terutama pada arus mudik dan balik, diharapkan tak terjadi lagi mengingat pengendara memiliki pilihan jalur.

Sebelum dibangun jalon tol Cikapali yang merupakan jalur tengah di Pulau Jawa, ada jalur favorit yaitu Jalur Pantura, disamping jalur selatan dengan rute Jakarta-Bandung-Ngagrek dan selanjutnya menuju kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Diharapkan dengan adanya jalur Cikapali yang merupakan jalur tengah di Pulau Jawa maka beban kendaraan dari Jakarta menuju timur di jalur Pantura dan jalur selatan atau sebaliknya akan berkurang, sehingga kemacetan parah tak terjadi lagi," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Namun demikian dari pengamatan, sekalipun sudah dibangun jalan tol, perkiraan kemacetan masih akan timbul, terutama keluar pintu gerbang keluar Palimanan mengingat di situ terdapat pertigaan yang berpotensi kendaraan tersendat.

Kemecatan dimungkinkan juga timbul, mengingat pengemudi melakukan pembayaran penggunaan jalan tol serta terjadinya persimpangan yang membuat kendaraan harus berjalan perlahan-lahan.

Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyiapkan empat skenario untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas akibat lonjakan pemudik di pintu tol Cikapali.

Kepala Sub-Direktorat Direktorat Jenderal Bina Marga Wilayah II Kementerian Pekerjaan Umum Slamet Mulyono mengatakan saat dikusi "Persiapan Angkutan Lebaran 2015" di Jakarta, akhir Maret, pemerintah sudah menyiapkan empat skenario untuk mengurangi kemacetan di wilayah Pejagan dan Cikapali.

"Nanti arus kendaraan dari Cikapali sebagian masuk Pejagan, lalu keluar di Tegal, sebagiannya kami pecah ke empat arah," paparnya.

Skenario pertama, kata dia, kendaraan dari Simpang Pejagan diarahkan ke arah utara melalui Brebes. Kedua, arus kendaraan menuju timur diarahkan melalui Pemalang melalui jalan provinsi.

Ketiga, ke arah selatan menuju Petanggungan, dan keempat melalui Slawi yang juga ke arah selatan. "Dengan begitu tidak semua kendaraan dari Pejagan masuk ke Tegal," ucapnya.

Terkait kondisi jalur alternatif, Slamet menyatakan semuanya sudah dalam kondisi layak dilalui arus mudik.

Kendati demikian, tim dari Bina Marga Kementerian PU akan melakukan pengecekan selama enam hari ke seluruh jalur pada pekan depan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, kepolisian, dinas perhubungan untuk merancang manajemen lalu lintas di jalur mudik," ujarnya.

Tol Cikapali diperkirakan akan mengurangi kemacetan jalur Pantai Utara Jawa hingga 50 persen pada mudik Lebaran Idul Fitri tahun ini, dan ditargetkan bisa beroperasi sebelum Lebaran yang akan menjadi jalur utama mudik dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah.

Kendati akan mengurangi kemacetan lalu lintas di jalur Pantura ruas Cikampek, tetap diprediksi kemacetan parah justru bakal terjadi di wilayah Pejagan dan Tegal, Jawa Tengah, setelah pintu keluar tol Cikapali.

Anggota Komisi V DPR Nusyriwan Soejono mengusulkan adanya rekayasa lalu lintas yang dibuat serta mempersiapkan armada cadangan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik Lebaran tahun ini.

"Contoh Konferensi Asia Afrika lalu lintas tertib, jadi ini bagaimana pada saat Lebaran, koordinasi pemerintah pusat dan daerah itu bisa berjalan dan tidak ada hambatan," tukasnya.

Antisipasi

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Provinsi Jawa Tengah menyiapkan langkah antisipasi untuk mengurai kemacetan pascapembukaan jalan Tol Cikampek-Palimanan pada masa arus mudik Lebaran 2015.

"Kementerian Perhubungan menyampaikan jalan Tol Cikapali sudah pasti dioperasi pada masa angkutan lebaran," kata Kepala Seksi Angkutan Dalam Trayek Dinhubkominfo Jateng Erry Derimaryanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Erry kepada wartawan usai Rapat Koordinasi "Antisipasi Dibukanya Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) Dalam Rangka Kesiapan Angkutan Lebaran Tahun 2015 Kabupaten/Kota Se-Bakorwil III" mengatakan bahwa dengan dibukanya jalan tol Cikapali, kemacetan pada masa arus mudik lebaran akan berpindah dari Simpang Jomin, Jawa Barat, ke Pejagan, Jawa Tengah.

Menurut dia, pihaknya sudah ada beberapa alternatif untuk mengurai kemacetan itu di antaranya ketika di gerbang tol Cikampek padat sekali, arus lalu lintasnya harus sudah dibagi melalui pintu keluar tol Cirebon, Kanci, dan pintu keluar lainnya.

"Informasi dari Dinhubkominfo Kabupaten Brebes, pintu keluar tol Brebes Barat juga sudah bisa digunakan meskipun nanti masih berupa perkerasan saja. Ini supaya tidak menumpuk di pintu keluar tol Pejagan dan Simpang Pejagan, sebagian akan dialihkan ke pintu keluar tol Brebes Barat dan langsung masuk jalur Pantura," paparnya.

Sementara untuk kendaraan yang tetap berada di tol Pejagan, lanjut dia, hanya kendaraan-kendaraan yang akan menuju ke arah Jateng bagian selatan.

Ia memperkirakan volume kendaraan yang melintas di Jateng pada masa puncak arus Lebaran 2015 meningkat lima persen, menjadi 357 ribuan kendaraan dari tahun sebelumnya yang mencapai 340 ribuan kendaraan.

Pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan perlu langkah antisipasi kemacetan pascapembukaan jalan tol Cikapali pada masa arus mudik Lebaran 2015.

"Kalau Lebaran tahun lalu, pintu keluar di Cikampek mesti padat sampai kira-kira satu kilometer ada Simpang Jomin itu terkenal macetnya," tutur Djoko di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Djoko mengatakan hal itu kepada wartawan usai Rapat Koordinasi "Antisipasi Dibukanya Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) Dalam Rangka Kesiapan Angkutan Lebaran Tahun 2015 Kabupaten/Kota Se-Bakorwil III" di Aula Badan Koordinasi Wilayah III Banyumas-Pekalongan, Purwokerto.

Ia mengatakan jika jalan tol Cikapali dibuka, kemacetan di Simpang Jomin akan berkurang karena hanya dilalui sepeda motor.

Akan tetapi konsekuensinya, kata dia, kemacetan bakal pindah ke wilayah Jawa Tengah dan yang paling dikhawatirkan di Pejagan, Kabupaten Brebes.

"Dulu saja sebelum ada itu (tol Cikapali, red.) sudah berat, apalagi sekarang karena orang mesti nyaman, naik tol itu nyaman cuma enggak lancar, enggak jadi masalah. Jadi persoalannya di situ," imbuhnya.

Menurut dia, Pejagan sebenarnya bukan pintu keluar jalan tol melainkan batas konsensi pelaksana proyek.

Ia mengatakan bahwa kontraktornya berpikir ulang jika harus membangun jalan tol Pejagan-Pemalang, sehingga dijual.

"Tol Kanci-Pejagan sebenarnya kondisinya enggak layak. Tol yang paling buruk itu," tandasnya.

Masyarakat tentunya berharap keberadaan tol Cipali bisa mengurangi kemacetan luar biasa selama arus mudik dan balik. Kalaupun ada kemecaten tentunya tidak terlalu parah sama halnya di jalur Pantura.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015