Yogyakarta (ANTARA News) - Warga Warungboto Yogyakarta memproduksi tempe sepanjang 100 meter yang ditampilkan saat mewakili Kecamatan Umbulharjo pada penilaian lomba kesehatan tingkat Kota Yogyakarta.
"Tujuannya adalah untuk memeriahkan lomba agar penampilan kami terlihat berbeda karena pada tahun sebelumnya juga sudah pernah mengikuti lomba yang sama. Apalagi di wilayah ini ada lima perajin tempe," kata penggagas Pembuat Tempe di Kelurahan Warungboto Tumino di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, warga sebenarnya berencana membuat tempe sepanjang 250 meter namun bahan yang dimiliki terbatas yaitu kedelai satu kuintal sehingga hanya mampu digunakan untuk membuat tempe sepanjang 100 meter.
Proses pembuatan tempe membutuhkan waktu sekitar dua hari dan Tumino mengaku tidak mengalami kendala apapun dalam proses pembuatannya.
"Mungkin karena tempenya saja yang panjang sehingga cukup sulit saat akan menempatkannya di atas bilah bambu saat dipajang," katanya.
Sedangkan pembuat tempe, Rofii mengatakan, tempe yang dibuat tersebut kemudian dilelang dengan harga Rp15.000 per meter.
"Kedelai yang digunakan adalah kedelai impor dengan harga sekitar Rp7.000 per kilogram. Kami tidak menggunakan kedelai lokal karena tempe yang dihasilkan kurang berkualitas," katanya yang biasanya menjual tempenya di Pasar Beringharjo.
Proses pembuatan tempe tersebut, lanjut dia, tidak mempengaruhi proses produksi usaha tempe yang dimilikinya. "Pembuatannya dilakukan bersama-sama dengan produksi tempe yang akan dijual," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Feri Edi Sunantyo mengatakan, ada lima kategori penilaian dalam lomba evaluasi kesehatan yaitu, perilaku hidup bersih dan sehat, posyandu, kelurahan siaga, gerakan sayang ibu serta lingkungan bersih dan sehat.
"Peserta lomba adalah seluruh kecamatan yang diwakili oleh satu kelurahan," katanya yang menyebut pemenang akan dikirim mewakili Yogyakarta dalam perlombaan yang sama di tingkat DIY.
Feri menyebut, tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan lomba pada tahun ini cukup tinggi meskipun Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga memberikan stimulan sebesar Rp2,5 juta untuk setiap kelurahan yang mengikuti lomba.
Pada tahun lalu, Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan Yogyakarta terpilih mewakili DIY dalam lomba yang sama di tingkat nasional untuk kategori lingkungan bersih dan sehat.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015