"Perumusan agenda ini untuk menelaah sains yang dibutuhkan bangsa Indonesia," kata Ketua Komite Studi Sains 2045, Jamaluddin Jompa, saat meluncurkan buku SAINS (Satu Abad Inspirasi Sains) 2045, di Jakarta, Selasa sore.
Buku ini didukung oleh Kementerian Sekretariat Negara, USAID, dan Pemerintah Australia, dengan judul "SAINS 2045: Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong 100 Tahun Kemerdekaan."
"Ini adalah memang benar-benar karya kolaborasi dari berbagai bidang keahlian," katanya lagi.
SAINS 2045 terdiri atas 45 pertanyaan mendasar yang dikelompokkan dalam delapan gugus masalah atau bab, yaitu pertama identitas, keragaman dan budaya.
Kemudian Bab II terdiri dari Kepulauan, Kelautan dan Sumberdaya Hayati, dan Bab III Kehidupan, Kesehatan dan Nutrisi.
Selanjutnya, Bab IV tentang Air, Pangan dan Energi, lalu Bab V Bumi, Iklim dan Alam Semesta, serta Bab VI Bencana Alam dan Ketahanan Masyarakat terhadap Bencana.
Terdapat juga Bab VII Material dan Sains Komputasional, dan Bab VIII Ekonomi, Masyarakat dan Tata Kelola.
Setelah melalui proses penyusunan sekitar enam tahun, buku tersebut siap untuk disosialisasikan kepada komunitas ilmiah di perguruan tinggi dan lembaga penelitian, serta masyarakat luas.
Selain itu, buku ini juga diperuntukkan bagi para pengambil kebijakan.
Dokumen tersebut telah diluncurkan pada 26 Mei 2015 sebagai bagian dalam peringatan 25 tahun AIPI.
Hadir pula 50 anggota jejaring ilmuwan muda AIPI yang turut menyumbangkan pikiran dalam proses penulisan buku SAINS 2045.
Hadir juga dalam diskusi ini adalah Rektor Universitas Gadjah Mada Dwikorita Karnawati, dan Utusan Khusus Pemerintah Amerika Serikat di Bidang Sains pada 2010--02012 Bruce Alberts.
Pewarta: Afut Syahril
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015