Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengakui Polri kesulitan untuk menangkap gembong teroris Santoso alias Abu Wardah Santoso karena ia bersembunyi di wilayah hutan yang luas di Poso, Sulawesi Tengah.
"Hutannya (Poso) kan luas," kata Kapolri, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Santoso merupakan pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Selain Santoso, pihaknya juga berupaya menangkap teroris kelas kakap lainnya yakni Basri alias Ayas alias Bagong yang juga rekan Santoso.
"Target kami Santoso dan Basri. Kami akan terus kejar," katanya.
Terpidana sejumlah kasus aksi terorisme di Poso pada 2005 itu diketahui kabur dari tahanan Lapas Kelas II Ampana, Sulteng. Ia diberikan izin keluar dari lapas dengan alasan menjenguk keluarganya yang sedang sakit. Kendati demikian, Basri memutuskan untuk kabur.
Sejumlah kurir Santoso berhasil diringkus oleh polisi akhir-akhir ini.
Diketahui Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bekerja sama dengan Polda Sulteng dan Polda Sulsel berhasil mengamankan sembilan terduga teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang dua di antaranya tewas akibat baku tembak dengan aparat.
"Yang ditangkap (hidup) adalah AQ, Az, S, F, Ai, H dan N. Dua orang lainnya yang meninggal dunia masih diperiksa DNA-nya untuk memastikan identitas," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Agus Rianto.
Rangkaian penangkapan jaringan Santoso itu berlangsung sejak Jumat (22/5) hingga Senin (25/5).
Agus menjelaskan, pada Jumat (22/5), Densus 88 Antiteror Mabes Polri dibantu Polda Sulteng dan Polda Sulsel menangkap seorang terduga teroris berinisial AQ.
Menurut Agus, AQ berperan sebagai kurir dan pembawa amunisi kelompok MIT. "Dalam penangkapan AQ, disita beberapa barang bukti yakni 670 amunisi kaliber 5,56 mm, tiga butir amunisi kaliber 7,52 mm dan dua telepon seluler," imbuhnya.
Selanjutnya pada Minggu (24/5), dua terduga teroris tewas dalam baku tembak dengan tim Densus 88 di Desa Gayatri, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Selain itu, di hari yang sama, Polri menangkap lima terduga teroris lainnya yakni Az, S, F, Ai dan H di Makassar, Sulawesi Selatan. "Keterlibatan kelimanya dalam terorisme yakni sebagai kurir, ikut pelatihan militer MIT," katanya.
Sementara pada Senin (25/5) pagi, Polri kembali menangkap seorang terduga teroris berinisial N di Kota Luwuk, Sulawesi Tengah. Dalam jaringan MIT, N diduga berperan sebagai kurir, penyedia logistik dan ikut pelatihan militer MIT.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015