Jakarta (ANTARA News) - Perkembangan industri konstruksi dan perkebunan di Indonesia ternyata menaikkan angka penjualan alat berat berukuran mini hingga 25%, menurut Abdurrahman Manajer Pemasaran Kehutanan dan Agrikultur PT Trakindo Utama.
"Order di sektor konstruksi meningkat. Pada tahun 2014 terjual sekitar 470 unit atau menyumbang 20 sampai 25% dari kelas 6 ton (alat berat mini)," kata Abdurrahman usai meluncurkan Mini Hydraulic Excavator kelas enam ton di Trakindo Training Center, Cileungsi, Jawa Barat, Selasa.
Berdasarkan data penjualan Trakindo, pada tahun 2012 alat berat mini terjual 301 unit. Pada 2013 terjual 367 unit dan laku 473 unit pada 2014.
Peningkatan itu membuat Trakindo menatap optimis pasar alat berat mini dengan menaikkan target penjualan hingga 500 unit pada akhir tahun 2015.
"Dalam enam bulan ke depan atau sampai akhir tahun, target 500 unit," imbuh Abdurrahman.
Menurut data tersebut, pembeli terbesar alat berat mini dari sektor konstruksi dan perkebunan dengan rasio 60 berbanding 40%.
Sementara alat berat mini tetap diminati industri pertambangan sebagai fasilitas penunjang dan jumlahnya tidak banyak.
Di sisi lain, Trakindo tidak akan terganggu dan yakin mampu bersaing dengan penjual alat berat bekas yang masih banyak digunakan di Indonesia.
"Kami memandang alat berat bekas itu positif sebagai alat perbandingan produk baru dan bekas. Ada segmen pasar tertentu yang butuh alat bekas namun saat ini perbandingannya di pasar adalah dua banding satu (satu bekas dan dua baru)," tutur Abdurrahman.
Alat berat mini di kelas enam ton umumnya adalah mini ekskavator, traktor kecil, loader kecil, backhoe loader, telehandler, kompak wheel loader, dan skid steer yang umumnya digunakan untuk pekerjaan konstruksi, perkebunan, perawatan jalan raya dan saluran air, serta alat penanganan bencana alam.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015