"Kita ingin BPD besar dan kuat, kita ingin BPD lincah menangkap peluang, jangan sampai peluang cuma lewat saja," kata Presiden saat meresmikan program transformasi BPD di Istana Negara Jakarta, Selasa.
Presiden mencontohkan banyaknya pembangunan infrastruktur di daerah yang bisa diambil peluangnya oleh BPD.
Bila kemudian mengalami hambatan pendanaan karena keterbatasan modal, Presiden mendorong agar setiap BPD dapat bersinergi dengan membentuk konsorsium atau sejenisnya sehingga mampu membiayai pembangunan infrastruktur.
"Kalau BPD mau bersinergi, mau membangun konsorsium misalnya jangan sampai infrastruktur-infrastruktur besar yang dibangun daerah yang mengambil bukan BPD," katanya.
Ditambahkannya, "kita hanya jadi penonton, hati-hati karena aset (BPD) bisa mencapai Rp403 triliun, itu bukan aset yang kecil, kalau kita bersinergi."
Kepala negara mencontohkan, pembuatan anjungan tunai mandiri (ATM) dari masing-masing bank pemerintah, padahal pemiliknya sama, pemerintah.
"Setelah dihitung kalau bisa bangun satu sistem dan satu box berapa efesiensinya?, Rp30 triliun, hanya gara-gara tidak rukun. BPD juga sama kalau bisa bergabung dalam sebuah sinergi dan saling membantu ini akan menjadi kekuatan fantastis di daerah," katanya.
Transformasi BPD merupakan kerjasama antara Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK dan Asbanda telah menyusun kerangka program transformasi BPD yang holistik dan seimbang antara aspek bisnis, resiko dan pendukung.
Tiga sasaran dari program itu yaitu meningkatnya daya saing , menguatnya ketahanan lembaga dan meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Untuk mencapai hal itu ditempuh enam strategi yaitu pengembangan produk, pengembangan pemasaran, pengelolaan jaringan, pengelolaan portofolio serta penguatan likuiditas dan permodalan.
Sementara untuk implementasi program, telah dibentuk lima workstream transformasi yaitu strategic group BPD, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan produk dan layanan, penguatan corporate governance dan manajemen resiko serta pengembangan teknologi dan sistem informasi.
Per Maret 2015 aset BPD telah mencapai Rp498, 951 triliun atau meningkat sebesar 22,39 persen dibandingkan Maret 2014 yang mencapai Rp407, 669 triliun.
Sesuai dengan data statistik perbankan Indonesia, kinerja kredit BPD juga menunjukkan pertumbuhan yang baik. Pada Maret 2015 posisi kredit BPD mencapai Rp304,492 triliun meningkat dari tahu sebelumnya yang berjumlah Rp269,419 triliun.
Sementara posisi dana pihak ketiga BPD seluruh Indonesia pada Maret 2015 mencapai Rp410,781 triliun atau naik dibandingkan tahun sebelumya senilai Rp320,552 triliun.
Ketua umum Asbanda Eko Budiwiyono mengatakan dengan angka-angka tersebut maka BPD seluruh Indonesia optimistis dapat berkembang menjadi bank yang kuat, kompetitif dan kontributif.
Acara yang berlangsung di Istana Negara tersebut dihadiri juga oleh Mendagri Tjahjo Kumolo, Ketua OJK Muliaman Hadad, Menkeu Bambang Brodjonegoro dan pimpinan BPD seluruh Indonesia serta kepala daerah dari seluruh Indonesia.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015